SOLOPOS.COM - Saluran air irigasi di Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali, tak berfungsi maksimal sehingga air menggenangi sawah saat hujan. Foto diambil Kamis (10/11/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali, lahan sawah seluas 7,5 hektare di Dibal terendam banjir setelah hujan lebat.

Solopos.com, BOYOLALI — Tanaman padi seluas 7,5 hektare di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, terancam gagal panen. Hal itu karena lahan pertanian di desa itu terendam air hujan selama beberapa hari terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di lokasi, Kamis (10/11/2016), lahan pertanian yang terendam banjir tersebut memanjang di sebelah selatan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) Desa Dibal. Tanaman-tanaman padi terlihat ambruk dan sebagian tak tumbuh lagi lantaran digenangi air hujan.

Salah satu petani yang sawahnya terendam air hujan, Walgito, mengatakan genangan air hujan terjadi akibat tak adanya saluran irigasi pembuangan air. Selama ini, kata dia, saluran irigasi tertutup jalan tol Soker dan tak kunjung dibangun kembali saluran irigasinya.

Alhasil, setiap kali hujan, air tak bisa mengalir. “Kami sudah sampaikan masalah ini berulang kali ke pihak pelaksana tol. Namun belum ada perbaikan,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis.

Walgito dan petani lainnya di Desa Dibal mengaku sudah tiga kali masa tanam dilewati tanpa panen. Saat musim kemarau tak ada  air yang mengalir. Sementara saat musim hujan, air menggenang tak kunjung surut.

“Petani benar-benar dirugikan. Saya tiga kali masa tanam tak bisa panen,” ujar dia.

Walgito telah merelakan lahan pertaniannya dijebol guna memperlancar arus air untuk mengairi lahan pertanian lainnya. Risikonya, sawahnya tak bisa menghasilkan panen padi.

“Kalau sawah milik saya tak saya jebol, sawah petani lainnya tak dapat air. Atau sebaliknya, jika terkena hujan sawah mereka menggenang,” kata dia.

Kades Dibal, Budi Setyono, mengaku sudah menyampaikan masalah saluran irigasi tersebut ke Pemkab Boyolali. Menurut dia, terputusnya saluran air pertanian itu menjadi masalah serius lantaran petani tak bisa bercocok tanam.

“Padahal, selama ini sawah-sawah mereka mengandalkan irigasi teknis. Kalau tak ada saluran irigasi, ya tak bisa ditanami,” papar dia.

Budi tak menampik penyebab terputusnya saluran irigasi adalah proyek tol Soker. Mestinya, pelaksana tol lekas membangunkan saluran irigasi yang terputus akibat proyek tol.

Pejabat Humas Pelaksana Tol Soker, Very Budi Santoso, mengaku masalah saluran irigasi bukan lagi ranahnya. Pelaksana proyek tol sebenarnya sudah membangunkan saluran irigasi di samping underpass, namun belum berfungsi karena saluran penghubungnya ke sungai belum ada.

“Nah, kalau ke sungai itu kan sudah bukan ranah kami lagi. Itu sudah ranah DPU,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya