SOLOPOS.COM - Para petani duduk di pinggir saluran irigasi di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali, Sabtu (11/10/2014). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Sekitar 50 jaringan irigasi pertanian di wilayah Boyolali yang menjadi binaan atau kewenangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dalam kondisi rusak.

Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Bina Manfaat Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU dan ESDM) Boyolali, Yovi Hardianto, saat dijumpai solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (31/10/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Yovi, kerusakan jarigan irigasi menyebar di berbagai wilayah kecamatan di wilayah Kota Susu.

“Bangunan yang kuno menjadi salah satu penyebab [kerusakan jaringan irigasi] di samping perawatan yang kurang maksimal,” kata dia.

Yovi menambahkan banyak jaringan irigasi bekas peninggalan penjajahan, seperti Waduk Cengklik yang dibangun tahun 1928. “Jadi memang rawan rusak. Maka dari itu keterlibatan petani atau masyarakat untuk menjaga jaringan irigasi sangat penting,” kata Yovi.

Yovi mengatakan jumlah jaringan irigasi keseluruhan yang berada di wilayah Boyolali, yakni 278 jaringan irigasi. Dari jumlah tersebut, 260 jaringan irigasi menjadi binaan Pemkab Boyolali. Sedangkan 18 jaringan irigasi lainnya merupakan binaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng).

Yovi menambahkan meski dalam kondisi rusak, jaringan irigasi bukan berarti tidak bisa difungsikan. Namun, lanjut Yovi, jaringan irigasi yang rusak mengakibatkan pengairan di berbagai lahan pertanian tersendat.

“Kerusakan jaringan irigasi berupa kebocoran dan rembesan air yang terlampau cepat. Kalau penguapan [air] tentu kami tidak bisa mengatasi karena memang fenomena alam. Kebocoran misalnya, yang seharusnya air bisa untuk pengairan 100 hektare tapi ternyata tidak sampai 100 hektare,” imbuh Yovi.

Guna mengatasi kerusakan jaringan irigasi, lanjut Yovi, tahun ini Pemkab sedang dalam proses merehabilitasi sejumlah 30 jaringan irigasi. Sementara pihaknya juga bakal menambah sejumlah 14 jaringan irigasi untuk diperbaiki dengan memanfaatkan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Perubahan dan dana sharing dari Pemprov Jateng.

Sementara itu, dijumpai terpisah, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Randusari, Sriyono, mengatakan di wilayahnya, lebih dari 2 kilometer (km) saluran irigasi dalam kondisi rusak. Menurut Sriyono, karena salah satu jaringan irigasi tersebut mengalami kerusakan, para petani harus lebih menghemat penggunaan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya