SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pertanian Boyolali diharapkan semakin baik dengan dikenalkannya pestisida nabati.

Solopos.com, BOYOLALI — Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi (Balitbangtan) Kementerian Pertanian kembali menawarkan teknologi baru pada demplot area (dem area) sawah yang akan dimanfaatkan untuk peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Teknologi pestisida yang diperkenalkan adalah pestisida nabati. Pestisida ini dinilai aman bagi lingkungan dan manusia. Penyemprotan massal di dem area tanam serentak untuk peringatan HPS sudah dilakukan Jumat (26/8/2016) kemarin di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono.

Kepala Balai Penelitan Tanah Balitbangtan Kementan, Wiratno, menyampaikan pestisida nabati berbahan dasar tanaman atau tumbuhan organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman.

Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana.

“Pestisida bisa untuk mencegah. Jadi ada atau tidak ada hama dan organisme pengganggu tanaman [OPT], pestisida ini tetap aman bagi tanaman dan tanah,” kata Wiratno, di sela-sela penyemprotan di Tanjungsari, kemarin.

Pestisida nabati memiliki daya kerja dan penetrasi kuat karena terbuat dari tumbuhan alami serta ekstrak berbagai tanaman herbal yang diproses dengan bioteknologi. Di dalamnya juga terkandung insektisida, pestisida, zat pengatur tumbuh serta beberapa kebutuhan tanaman lainnya. “Jadi cukup efektif mengendalikan OPT yang menyerang tanaman pangan, hortikultura, maupun tanaman perkebunan.”

Pestisida nabati diharapkan bisa memberikan keuntungan bagi petani. Menurut Wiratno, penggunaan pestisida sintetis atau kimia hanya memberikan keuntungan ekonomis namun residu yang ditinggalkan cukup berbahaya. Penggunaan pestisida kimia secara terus menerus menimbulkan dampak resistensi tanaman terhadap berbagai jenis hama.

Penanggung jawab program tanam serentak di Trayu dan Tanjungsari dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng, Budi Hartoyo, menyampaikan sudah banyak petani di wilayah Trayu dan Tanjungsari yang juga ingin mencoba pestisida nabati. Sayangnya, untuk saat ini, Balitbang baru bisa memberikan pestisida nabati untuk sawah seluas 30 hektare yang menjadi dem area proyek HPS.

Seperti diketahui, dem area untuk peringatan HPS dilaksanakan di Trayu dan Tanjungsari dengan total luas sawah 100 hektare.

Penyemprotan pestisida nabati pada dem area itu akan dilakukan dua kali. “Cukup dua kali, saat padi berumur 2-3 pekan dan menjelang keluarnya bulir padi dari batang,” ujar Budi.

Budi mengatakan penyemprotan pestisida juga diupayakan dilakukan secara massal agar pengendalian OPT bisa lebih efektif. “Artinya tidak ada kesempatan bagi OPT untuk berpindah-pindah,” ujar Budi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya