SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanam padi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Lahan padi 7.670 hektare masuk kategori waspada kekeringan

 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian DIY menyebutkan 92 hektare padi di DIY berpotensi gagal panen jika tidak segera mendapatkan guyuran hujan. Sementara itu, ada 7.670 hektare masuk kategori waspada kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian DIY mengungkapkan, luasan 92 hektare tersebut berada di Kabupaten Gunungkidul terutama padi gogo yang ditanam di ladang tadah hujan. Luasan tersebut tersebar di dua kecamatan yakni Saptosari dan Tanjungsari. “Kalau dua minggu lagi tidak juga mendapatkan guyuran hujan, bisa gagal panen,” ujar dia ketika ditemui Dinas Pertanian DIY, Jogja, Senin (18/1/2016).

Ia mengungkapkan, luasan itu memang tergolong kecil dibandingkan total luas lahan 160.000 hektare. Ia mengaku, tidak banyak hal yang bisa dilakukan karena lahan tersebut hanya bergantung pada air hujan. Berbeda dengan sawah yang mendapatkan pasokan rutin dari saluran irigasi seperti Sleman, Bantul, Kulonprogo, serta lahan sawah di Gunungkidul.

“Kami menyarankan petani untuk melakukan tumpang sari dengan ubi kayu, jagung, dan kedelai sehingga petani tidak rugi. Alternatifnya memang menanam tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tapi, kami harap hujan segera turun,” ungkap dia.

Sasongko mengungkapkan, selain memetakan daerah potensi gagal panen, Dinas Pertanian juga memetakan daerah waspada kekeringan. Ada 7.670 hektare lahan yang masuk kategori waspada kekeringan dari total 48.276 hektare lahan di Gunungkidul. Hasil pemetaan menunjukkan, lahan yang rawan kekeringan terdapat di tujuh kecamatan di Gunungkidul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya