SOLOPOS.COM - SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri tidak ada antrean, Senin (1/11/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, JAKARTA — Kendati harga minyak dunia telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, PT Pertamina (Persero) menyatakan masih belum menyesuaikan harga jual bahan bakar minyak untuk masyarakat.

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan tingginya harga minyak memberikan tekanan signifikan atas beban pokok produksi BBM dan juga makin menekan profitabilitas Pertamina.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski demikian, Fajriyah menyebut sampai dengan saat ini Pertamina belum menaikkan harga BBM karena memahami perhatian terhadap penurunan daya beli masyarakat pasca Covid-19 pandemi.

“Untuk itu, saat ini Pertamina dengan pemerintah sedang melakukan pembahasan untuk mencari solusi terbaik, yang pasti adalah bahwa Pertamina selaku BUMN Energi tetap menjalankan komitmen nya untuk menyediakan, mendistribusikan dan memberikan pelayanan BBM kepada seluruh masyarakat,” katanya kepada Bisnis, Selasa (9/11/2021).

Baca Juga: Wamen BUMN Sebut Garuda Indonesia Sudah Technically Bankrupt

Sebelumnya, Pertamina masih belum menyesuaikan harga jual untuk jenis bahan bakar minyak umum meski harga minyak dunia telah meningkat sejak beberapa waktu terakhir. Di sisi lain, sejumlah badan usaha swasta telah memutuskan untuk menyesuaikan harga jualnya.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan harga jual bahan bakar umum Pertamina untuk jenis Pertalite yang saat ini dijual dengan harga Rp7.650 per liter pada dasarnya telah jauh dari harga jual yang semestinya jika mengacu dengan harga minyak dunia saat ini.

“Pertalite ini bahan bakar umum normal harganya sudah berada di atas Rp11.000 ya harga keekonomiannya kemudian Pertamina masih tetap harus jual di harga Rp7.650,” ujarnya.

Baca Juga: Terungkap, Harga Reagen Tes PCR Ternyata Hanya Rp90.000

Dia mengatakan untuk menjaga keekonomian perusahaan pelat merah itu dan memastikan harga bahan bakar minyak di masyarakat tidak mengalami kenaikan, maka pemerintah tengah mempertimbangkan pemberian kompensasi atas selisih harga jual.

Soerjaningsih mengatakan harga jual jenis bahan bakar minyak umum pada prinsipnya akan mengikuti dengan perkembangan harga minyak dunia. Namun, di tengah kondisi pandemi Covid-19, kenaikan harga BBM akan sulit diterima oleh masyarakat.

“Penyesuaian kenaikan harga BBM agar Pertamina tidak merugi, ini akan dibahas bagaimana kompensasi kepada Pertamina, yang diharapkan kenaikan harga bbm ini sebenarnya juga mungkin masih sulit diterima oleh masyarakat yang kondisinya baru mau pulih Covid-19, jadi kemungkinan adalah pemerintah yang kira-kira mengalah sama rakyat biar tetap tenang tidak ada inflasi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya