SOLOPOS.COM - Jembatan Mojo di perbatasan Kota Solo dengan Mojolaban, Sukoharjo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLOJembatan Mojo yang menghubungkan Kota Solo dengan Mojolaban, Sukoharjo, akan diperbaiki menggunakan sistem lantai panel segmental ortotropik baja. Teknologi ini merupakan yang pertama diaplikasikan pada jembatan di Solo.

Hal itu disampaikan Pegawai Staf Teknis Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Andreawan Setyo Nugroho, saat diwawancarai Solopos.com di kantornya, Selasa (7/6/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dilihat teknologinya belum jamak dipakai di Indonesia. Tapi di luar negeri sudah lama,” katanya. Menurutnya, sebelum di Solo, sistem lantai panel segmental ortotropik baja sudah diterapkan di Bendung Jembatan Bojongsoang, Bandung, dan Jembatan Cisadane, Bogor.

“Keunggulannya pada proses pengerjaan tak harus menutup ruas jalur lalu lintas jembatan namun dikerjakan separuh-separuh [bergantian],” paparnya mengenai teknologi yang akan dipakai untuk rehab Jembatan Mojo, Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan publikasi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terdapat 18.308 unit jembatan pada ruas jalan nasional dengan kategori panjang lebih atau sama dengan 6 meter.

Baca Juga: Dimulai Akhir Mei 2022, Perbaikan Jembatan Mojo Solo Tak Ditutup Total

Jumlah tersebut sama dengan total panjang jembatan 496.080 meter. Jembatan rangka baja jumlahnya sekitar 11,39 % (2.086 unit) dari seluruh stok jembatan nasional. Penanganan dan pemeliharaan jembatan penting dalam menjamin pelayanan moda transportasi jalan raya.

Seiring berjalannya waktu, elemen pelat lantai jembatan cenderung mengalami penurunan tingkat pelayanan. Ada dua macam sistem konstruksi pelat lantai yang digunakan pada jembatan rangka baja dalam 30 tahun terakhir.

Kelebihan dan Kekurangan

Pertama, pengecoran beton di tempat dengan menggunakan bekisting kayu yang kemudian dibongkar kembali. Kedua, pengecoran beton dengan menggunakan bekisting sistem baja bergelombang.

Baca Juga: Wow, Kawasan Jembatan Mojo Solo Ternyata Kota Pelabuhan Pada Abad Ke-19

Kedua sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing terutama yang berhubungan dengan waktu, biaya, kesediaan sumber daya peralatan konstruksi. Juga sumber daya manusia untuk mendapatkan mutu konstruksi yang paling optimal.

Selanjutnya muncul ide, pengembangan jenis konstruksi yang mengatasi faktor penghambat tersebut melalui penggunaan sistem pelat pracetak. Sistem pracetak diharapkan akan meminimalkan peralatan dan bekisting serta dapat memperpendek waktu pelaksanaan.

Dengan demikian juga memperpendek waktu penutupan lalu lintas ketika dilakukan penggantian lantai jembatan pada jembatan rangka baja. Sistem penggantian jembatan, sistem pracetak, serta konstruksi rangka baja, dapat dilihat melalui sistem pelat baja ortotropik seperti yang akan diterapkan di Jembatan Mojo, Solo.

Baca Juga: Jembatan Mojo Perbatasan Solo-Bekonang Direhab, Jalannya Ikut Digarap

Sistem ini mempunyai keunggulan terutama dalam segi berat segmen sehingga konstruksi pengangkut segmen dapat menggunakan jenis yang lebih ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya