SOLOPOS.COM - Striker legendaris Timnas dan Persija, Widodo C. Putro (kedua dari kiri), ikut membela Persija Glory 2001 dalam laga persahabatan melawan Persis Legend di Lapangan Banyuanyar, Solo, Sabtu (8/8/2020). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO – Laga ekshibisi Persija Jakarta Glory 2001 melawan Persis Solo Legend digelar di Lapangan Banyuanyar, Solo, Sabtu (8/8/2020) sore WIB. Usia tak muda membuat para pemain ngos-ngosan, tapi skill mereka tetap jempolan.

“Widodo meliuk-liuk menerobos beberapa pemain Persis Legend, Ansar Ahmad juga terlewati. Melepaskan tembakan akurat di kotak penalti, dan gol!!.” demikian teriakan Jurnalis RRI Solo, Edwi Puryono, yang didapuk sebagai komentator laga tersebut begitu Widodo C. Putro menjebol gawang Persis yang dijaga Kusbiantoro.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para penonton yang memadati sekeliling lapangan sontak bertepuk tangan melihat aksi legenda Persija yang kini melatih Persita Tangerang itu. Skor berubah 2-0 untuk keunggulan Persija setelah sebelumnya artis Rico Ceper membuka keran gol.

4 Waduk di Sragen Mengering, Ratusan Hektare Sawah Terancam Kekeringan

Widodo kembali membuat penonton berdecak kagum ketika memberikan umpan tarik cantik pada Budi Sudarsono. Budi “Si Ular Piton” pun tanpa kesulitan menjebol gawang Persis dan mengubah keunggulan menjadi 4-1. Laga yang digelar 3×30 menit itu akhirnya berkesudahan 4-3 untuk kemenangan Persija.

Meski tak memiliki kecepatan dan stamina seperti dulu, Persija Glory yang diisi pemain-pemain Laskar Kemayoran peraih juara Liga Indonesia 2001 tak kehilangan tekniknya. Sore itu, deretan pemain legendaris Persija mulai Widodo, Budi, Anang Maruf, Imran Nahumarury, Warsidi, Gendut Doni hingga Nuralim bergantian pamer skill yang masih tersisa di usia mereka yang hampir memasuki kepala lima.

Imran bahkan sempat memeragakan teknik sulit yakni mengumpan dengan tumit untuk menerobos pertahanan Persis. Sayang umpan itu tak bisa dijangkau Budi Sudarsono. “Jujur, kalau ngomong fisik dan kecepatan, kami udah ngambang. Tapi kalau teknik dan sentuhan masih ada-lah,” ujar Imran saat berbincang dengan Solopos.com seusai laga.

Inisiatif Pendukung

Ini adalah laga ketiga Persija Glory sejak terbentuk tiga bulan lalu. Menurut Imran, Persija Glory terbentuk dari inisiatif seorang pendukung fanatik tim yang ingin menyatukan kembali skuad juara tahun 2001. Keinginan itu kemudian direspons Widodo serta Nuralim dengan merintis Persija Glory.

“Di sini sepak bola bukan yang utama, tapi silaturahminya. Saya senang sekali bisa ketemu teman-teman di tengah kesibukan masing-masing. Kalau enggak lewat Persija Glory ya susah,” ujar Imran yang turut mencetak gol saat Persija mengalahkan PSM Makassar 3-2 di final Liga Indonesia 2001.

Nur Alim mengatakan hampir semua skuad Persija 2001 tergabung di Persija Glory. Dengan kesibukan masing-masing, Nur Alim menyebut komunikasi untuk menyiapkan laga harus dilakukan sebulan sebelumnya. Dia antusias banyak pemain yang bisa tampil di Solo meski minus pemain seperti Bambang Pamungkas dan Rochy Putiray.

Kudu Tahu! Ini 7 Ciri-Ciri Warung Pakai Jin Pelaris

“Dari Surabaya, Gresik, Banyuwangi bisa hadir semua. Selama ini kami memang masih komunikasi lewat grup WhatsApp,” ujar Jabrik, sapaan akrabnya.

Fans Persija dari Sumber, Tara, 21, mengaku puas bisa melihat permainan para legenda Macan Kemayoran dari dekat. Dia menilai para pemain masih mampu menyajikan skill memukau. “Cuma memang napasnya sudah ngos-ngosan, mungkin karena faktor usia,” ujarnya sambil tertawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya