SOLOPOS.COM - Anak-anak membaca buku di Perpustakaan Kampung di Mutihan, Sondakan, Laweyan, Solo, Senin (3/3/2014). Perputakaan yang bertujuan mencerdaskan masyarakat sekitar dan menumbuhkan budaya gemar membaca tersebut buka setiap hari Senin-Sabtu mulai pukul 14.00-16.30 WIB.(JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Solopos.com, SOLO–Kecilnya ruang Perpustakaan Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo membuat pengunjung kurang leluasa. Karena tempat untuk menyimpan koleksi buku yang berjumlah kira-kira 3.800 eksemplar buku itu dianggap sempit.

“Sebenarnya ruang untuk penyimpanan buku dan rak buku perlu diperluas. Karena jumlah buku kan terus bertambah sementara luas ruangan kan tetap yaitu kira-kira 45 meter persehi,” ujar Ketua LPMK Sondakan, Suwardi ketika dihubungi solopos.com, Senin (3/3/2014).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Menurut dia gedung yang selesai dibangun kira-kira tahun 2009 itu saat ini kurang ideal untuk perpustakaan. Karena itu pihaknya berharap ada perhatian dari yang berwenang sehingga tak mengecewakan para pengunjung.

Dia menjelaskan dengan adanya perpustakaan keliling yang menggunakan kendaraan yang dimodifikasi seperti bemo, semakin meningkatkan jumlah pengunjung. Dia menduga dengan adanya perpus keliling itu warga mulai banyak yang mengenal dan merasakan manfaat perpus.

Secara terpisah pengelola Perpustakaan Sondakan, Diah Prawarani mengatakan saat ini perpus yang dikelolanya dalam satu bulan dikunjungi kira-kira 20 orang. Mereka datang di perpus yang berada di dekat maka setempat itu untuk berbagai keperluan.

“Mereka ada yang datang ke perpustakaan tidak sekadar meminjam buku, tetapi juga ada yang ingin belajar kelompok, ketemuan dengan tema-teman dan sebagainya. Sebenarnya minat baca beberapa anak-anak di sekitar perpustakaan sudah lumayan bagus, karena itu kami harap ada perhatian dari yang berwenang untuk  meningkatkan kapasitas ruang dan rak buku,” ujar dia.

Dia menjelaskan buku yang dimilikinya berasal dari sumbangan berbagai pihak. Di antaranya sumbangan dari Arsip Perpustakaan Daerah Solo, masyarakat luas, SMA Batik dan sebagainya.

Menyinggung soal jam buka perpus, Diah mengatakan biasanya dimulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Hal itu dilakukan menyesuaikan dengan jam longgar para peminjam yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah TK sampai sekolah lanjutan yang baru pulang pada sekitar jam tersebut.

Berdasarkan pantauan di lapangan, gedung perpus kampong itu terbilang sederhana. Bahkan tulisan identitas yang menunjukkan bangunan itu adalah sebuah perpustakaan juga tidak terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya