SOLOPOS.COM - Petugas parkir melayani sekaligus menyosialisasikan parkir elektronik di kawasan Jl. Gatot Subroto, Singosaren, Solo, Kamis (10/8/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Penerapan parkir e-money di kawasan Jl. Gatot Subroto, Solo, berjalan lambat.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menambah empat unit alat layanan parkir e-money di kawasan Jl. Gatot Subroto (Gatsu), Jumat (9/3/2018). Penambahan alat layanan parkir e-money tersebut untuk mempermudah warga dalam menggunakan layanan parkir di Kota Bengawan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi Dishub, perkembangan penerapan  parkir e-money yang dimulai Agustus tahun lalu masih lambat karena terkendala minimnya jumlah warga yang memiliki kartu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dishub Solo Hari Prihatno saat launching empat unit alat layanan parkir e-money di sisi selatan parkir Singosaren, Kemlayan, Serengan.

“Kami menambah empat unit alat layanan parkir e-money untuk mempermudah warga saat parkir di kawasan Singosaren Jl. Gatsu dan Jl. dr. Radjiman. Alat baru ini dipasang di sisi selatan parkir Simgosaren,” ujar Hari kepada wartawan, Jumat.

Baca:

Hari menjelaskan Dishub masih bekerja sama dengan Bank BRI Cabang Solo Jenderal Sudirman (Jensud) untuk penyediaan empat alat layanan parkir e-money. Sebelumnya sisi timur parkir Singosaren sudah diberlakukan parkir e-money dengan dilengkapi lima unit alat pembayaran nontunai.

“Total semua alat layanan parkir e-money di Jl. Gatsu dan Jl. dr. Radjiman atau kawasan Singosaren ada sembilan unit. Kami berharap dengan penambahan alat ini warga yang memanfaatkan parkir parkir e-money meningkat,” kata dia.

Hari mengungkapkan ada tiga hal penting dalam pengelolaan parkir yakni petugas juru parkir (jukir), penataan lokasi parkir, dan pendapatan. Ia mengatakan penerapan parkir e-money untuk mengatasi kebocoran penarikan parkir di lapangan. Selain itu, parkir e-money bisa mengatasi konflik di lapangan antara konsumen dan jukir.

“Saya menerima banyak keluhan dari konusumen yang mengaku parkir mobil 10 menit diminta bayar Rp4.000. Sementara jukir tidak punya bukti kuat kalau konsumen telah parkir lebih dari satu jam,” kata dia.

Mantan kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Solo itu menjelaskan parkir e-money ini bisa menjadi solusi terbaik agar pendapatan asli daerah (PAD) di sektor perparkiran bisa terpenuhi. Hari mengakui masih ada sejumlah kendala dalam penerapan parkir e-money di antaranya minimnya kartu.

“Warga belum banyak memiliki kartu untuk bisa menggesek mesin parkir e-money. Akhirmya jukir masih tetap menerima pembayaran tunai. Mesin parkir e-money tetap digunakan untuk mengetahui berapa waktu konsumen memanfaatkan jasa parkir. Kami berharap BRI bisa membuat alat layanan parkir e-money yang bisa menggunakan semua kartu milik perbankan,” kata dia.

Kasi Parkir Umum dan Khusus Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Henry Satrianegara, menjelaskan dari hasil evaluasi selama penerapan parkir e-money di kawasan Jl. Gatsu baru 30% warga yang memanfaatkan layanan pembayaran nontunai. Sebenarnya penerapan parkir e-money tidak sulit.

Namun, karena jumlah kartu parkir e-money belum banyak dimiliki warga menjadikan parkir e-money belum maksimal. Asisten Manajer Pemasaran BRI Cabang Solo, Endang Budi Astuti, menjelaskan kartu yang digunakan parkir e-money adalah Brizzi.

BRI sudah mengedarkan sebanyak 250 kartu Brizzi. Satu kartu dijual seharga Rp20.000. Untuk saldo kartu Brizzi maksimal Rp1 juta dan bisa memanfaatkan transaksi sampai saldonya habis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya