SOLOPOS.COM - Tenaga kerja asing asal China tiba di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/7/2021) malam saat Indonesia menerapkan PPKM Darurat (SuaraSulsel.id / Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menganggap aneh pernyataan Menko Menkomarives Luhut Binsar Panjaitan terkait kedatangan warga negara asing asal China ke Indonesia di tengah lonjakan penularan Covid-19 yang disikapi biasa saja. Luhut memang membela total kedatangan TKA China.

Menurutnya, meski syarat bagi WNA masuk ke Indonesia sudah diperketat, namun pernyataan Luhut yang tidak merasa aneh dengan fenomena itu dinilai justru mempertontonkan arogansi dari penguasa yang tidak peka dengan kedaruratan rakyat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7/2021), Luhut mengatakan bahwa tidak ada yang aneh dari kedatangan warga asing yang belakangan teridentifikasi sebagai TKA China tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 3 Jus Buah & Sayuran Ini Bisa Jaga Daya Tahan Tubuh Kamu

Bagi Fadli Zon, atas alasan itu, dia menilai juga bahwa tidak heran kalua kepercayaan rakyat kepada para penguasa mulai terkikis.

“Soal pernyataan jangan permasalahkan TKA asing. Inilah contoh arogansi kekuasaan yang dipertontonkan di tengah kedaruratan. Ini pula yang mereduksi kepercayaan rakyat pada pemerintah,” tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Rabu (7/7/2021).

Menurut Fadli Zon, pernyataan itu berbanding terbalik dengan kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat. Bahkan tidak sedikit kendaraan militer yang dikerahkan untuk menghalau mobilitas rakyat.

Diklaim Tetap Karantina

“Tapi TKA dari China masih bisa melenggang,” cuitnya.

Diketahui sebelumnya, Menkomarives sempat mengatakan bahwa syarat bagi WNA masuk ke tanah air sudah diperketat. Dalam syarat itu, warga negara asing tidak hanya diwajibkan melakukan tes usap PCR, tapi juga wajib menunjukkan kartu vaksin dengan dua kali suntikkan atau dosis.

Tidak cukup sampai di situ, mereka juga menjalani karantina setelah tiba di tanah air dan dites PCR lagi. “Jadi prosedur ini kita lakukan dan berlaku di mana-mana di dunia. Hanya saja ada [karantina] yang  delapan hari, ada yang 14 hari, ada yang 21 hari, tergantung negaranya,” kata Luhut, Selasa.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya