SOLOPOS.COM - Kepala desa dan kepala dusun di Kecamatan Saptosari ketika mengikuti deklarasi di Kantor Kecamatan Saptosari, Rabu (4/2/2015). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Pernikahan dini perlu ditekan untuk menjaga kesehatan ibu dan meminimalkan berat badan bayi kurang.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDULPERNIKAHAN DINI : Apa Penyebab Pernikahan Dini di Sleman?-Angka pernikahan dini dinilai berkorelasi dengan angka kehamilan di bawah usia 20 tahun serta kelahiran bayi dengan berat badan kurang. (Baca Juga :

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala desa dan kepala dusun di Kecamatan Saptosari ketika mengikuti deklarasi di Kantor Kecamatan Saptosari, Rabu (4/2/2015). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Kepala desa dan kepala dusun di Kecamatan Saptosari ketika mengikuti deklarasi di Kantor Kecamatan Saptosari, Rabu (4/2/2015). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Manajer Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi Rifka Annisa Muhammad Thontowi mengatakan hal itu berdasarkan dari data yang didapat di lapangan. Menurutnya, pernikahan dini bisa memicu kedua hal tersebut.

“Pernikahan dini perlu ditekan. Untuk itu, Rifka Annisa ingin mengajak masyarakat untuk menekan angka ini,” ujar dia kepada Harianjogja.com ketika ditemui di Kantor Kecamatan Saptosari, Rabu (4/2/2015).

Salah satu cara yang dilakukan yakni meminta komitmen masyarakat, perangkat desa, serta stakeholder untuk mendukung pencegahan pernikahan diri tersebut. Kecamatan Saptosari menjadi kecamatan ketiga setelah Wonosari dan Gedangsari dalam melakukan deklarasi pencegahan pernikahan dini, perceraian, dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.

“Kami mengamati dari data yang ada, saat pernikahan dini naik, angka ibu hamil anemia dan berat bayi lahir rendah juga naik,” imbuh dia.

Hal itu, lanjut dia, perlu menjadi perhatian. Selain itu, harus ada solusinya. Dalam deklarasi tersebut, seluruh kepala desa dan kepala dusun di Saptosari sepakat untuk menyukseskan program pencegahan itu.

“Kegiatan yang dilakukan bisa berupa sosialisasi, advokasi, serta nantinya akan ada pusat koordinasi terkait hal tersebut,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya