SOLOPOS.COM - Wisatawan berfoto dengan latar belkang panorama Gunung Sindoro di kompleks Situs Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (Antara-Heru Suyitno)

Solopos.com, WONOSOBO — Gunung Sindoro di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, merupakan salah satu gunung api aktif. Gunung api Tipe A ini pernah meletus hingga mengubur belasan situs kuno di masa lampaau.

Berdasarkan data yang diakses Solopos.com dari laman magma.esdm.go.id, Senin (20/6/2022), gunung itu kini berada dalam kondisi normal. Tidak ada peningkatan aktivitas yang berarti dari gunung tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gunung tersebut konon pernah meletus dahsyat pada 1806. Kemudian pada 1818, gunung ini kembali dikabarkan meletus yang abunya menyebar hingga ke pantai Pekalongan.

Pada periode berikutnya, Gunung Sindoro yang sudah lama tidur kembali menunjukkan status aktif. Pada 21 Oktober 1970 hingga 2 November 1970, gunung ini mengalami erupsi.

Erupsi gunung yang berada di antara Kabupaten Temanggung dan Wonosobo pada 1970 ini mengakbatkibatkan langit di area puncak Sindoro berwarna merah.

Baca juga: Letusan Gunung Sindoro Pernah Kubur Belasan Situs Masa Kuno

Sedangkan berdasarkan peneltian para ahli melihat sejarah letusan dari tahun ke tahun, karakter letusan Gunung Sindoro diperkirakan masuk dalam tipe stromboli atau tipe letusan dengan interval waktu yang sama pada setiap letusannya.

Sementara itu, dilansir dari karya ilmiah di laman kemendikbud.go.id berjudul Dampak Letusan Gunung Sindoro, disebutkan bahwa erupsi Gunung Sindoro dapat mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat yang tinggal di kawasan lereng.

Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sindoro yang diterbitkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 2007 silam menunjukan bahwa aliran lahar dari Gunung Sindoro mengarah ke timur laut dan barat daya.

Baca juga: Kisah Misteri Pasar Setan di Pendakian Gunung Sindoro

Padahal di kawasan tersebut banyak tersebar peninggalan masa klasik yang penting, seperti situs Liyangan dan Kompleks Candi Pringapus di sekitar Gunung Sindoro yang masih aktif itu.

Dengan demikian keberadaan tinggalan-tinggalan masa klasik di lereng timur laut Gunung Sindoro mempunyai potensi risiko bencana akibat aktivitas vulkanik yang mungkin bisa terjadi secara berulang dan sulit untuk diprediksi secara pasti kapan akan terjadi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya