SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi Posko Gabungan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus, Minggu (13/6/2021). (Bisnis-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, JAKARTA — Kabupaten Kudus di Jawa Tengah pernah menjadi zona merah Covid-19 yang menarik perhatian nasional. Namun, kondisi Kudus kini perlahan mulai membaik bahkan menjadi teladan penanganan persebaran virus corona.

Hal ini bahkan diakui Menko Maritim & Investasi Luhut Binsar Panjaitan selaku Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Jawa–Bali. Dalam rapat evaluasi kebijakan, Senin (26/7/2021), Luhut menyampaikan bahwa Kudus dapat dijadikan contoh dalam menekan persebaran virus corona, khususnya bagi sektor industri.

Promosi UMKM di Kawasan Pecinan Kya Kya Surabaya Kian Berkembang Didukung BRI

Selaras dengan hal tersebut, Bupati Kudus H.M. Hartopo menuturkan membaiknya kondisi di Kudus tak lepas dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat serta pihak swasta dalam menanggulangi wabah berbahaya ini. Sebelumnya, pada Juni 2021, Kudus ditetapkan sebagai wilayah zona merah merujuk total kasus aktif sebanyak 2.342 pasien, dengan kasus harian tertinggi mencapai 479 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan positivity rate menembus angka 60%.

Baca Juga: Waspada, Penipuan Investasi Marak Ditawarkan di Aplikasi Pesan!

Lonjakan pasien ini membuat tingkat Bed Occupancy Rate (keterisian tempat tidur) seluruh rumah sakit di Kudus mencapai 96%. Keadaan semakin memburuk ketika ratusan tenaga kesehatan turut terinfeksi sehingga membuat berbagai fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien.

Mengutip situs resmi penanggulangan Covid-19 Kabupaten Kudus, hingga Selasa (27/7/2021), kota di utara Jawa Tengah tersebut kini berstatus zona oranye (resiko sedang) dengan total pasien positif sebanyak 243 orang yang sedang menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.

“Kami berterimakasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI & Polri, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat dan juga pihak swasta seperti Djarum Foundation yang senantiasa tanggap dalam menghadapi wabah sehingga Kudus bisa keluar dari zona merah penyebaran Covid-19. Kami berharap, ke depannya masyarakat semakin menaati protokol kesehatan secara ketat sehingga Kudus segera berubah status menjadi zona hijau secepat mungkin,” tutur H.M. Hartopo dalam keterangan resmi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI).

Tanpa Zona Merah

Lebih lanjut, ditambahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo membaiknya kondisi di Kudus dapat dilihat dari tidak adanya desa di Kudus yang berstatus zona merah dengan sebaran 44 desa berstatus zona oranye, 20 desa zona kuning dan 22 desa zona hijau berdasarkan sumber Corona.jatengprov.go.id pada 18 Juli 2021. Pulihnya kondisi di Kudus juga dapat dilihat dengan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang kian hari kian menurun.

“Tingkat keterisian tepat tidur rumah sakit saat ini menurun menjadi kisaran 15%, dari yang semula nyaris 100% penuh di bulan Juni. Sementara untuk keterisian ruang ICU, menurun hingga kisaran 60% dari total 66 ruangan yang tersedia. Kami berharap, semakin hari, pasien yang sembuh kian banyak sehingga tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit dapat jauh berkurang lagi,” tutur Badai.

Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga dilakukan oleh Djarum Foundation dengan menyalurkan bantuan berupa hospital bed Paramount Bed 3 Crank sebanyak 300 unit ke beberapa rumah sakit di Kudus dan Jawa Tengah. Kehadiran tempat tidur tambahan ini menjadi solusi guna membendung lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Rayakan Kemerdekaan, 150 Orang Tewas Akibat Penembakan di AS

Selain itu, Djarum Foundation juga turut menyalurkan donasi berupa seperangkat alat PCR test yang terdiri atas refrigerated centrifudge, vortex mixer, dan digital dry bath. Salah satu rumah sakit yang menerima bantuan alat PCR test tersebut adalah RSUD Loekmono Hadi, Kudus. Dokter Abdul Aziz Achyar selaku Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus mengatakan pemberian bantuan alat PCR test tersebut sangat membantu proses testing dan tracing bagi warga Kudus.

“Penanggulangan Covid-19 di Kudus tak lepas dari dilaksanakannya tracing, testing dan Treatment (3T) yang baik. Oleh karena itu, bantuan tambahan mesin PCR dari Djarum Foundation menjadi kunci utama sehingga proses 3T menjadi lebih cepat sehingga hal tersebut dapat membantu proses mitigasi kondisi di Kudus, terutama ketika terjadi lonjakan kasus seperti pada bulan Juni lalu,” tandas Dokter Abdul Aziz.

Bantuan yang diberikan ke RSUD Loekmono Hadi, Kudus juga berupa alat terapi oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) yang bertujuan memberikan suplai oksigen bagi para penderita Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan. Keberadaan alat ini membantu mempercepat proses kesembuhan dan berfungsi mencegah agar pasien tidak memasuki fase berat akibat sakit yang dideritanya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya