SOLOPOS.COM - Sukadi Danang Witono (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Kepala Desa (Kades) Birit, Kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Sukadi Danang Witono, mengaku rela merogoh koceknya sendiri guna membelikan peti jenazah uuntuk warganya yang meninggal dunia sejak beberapa waktu terakhir.

Program andalan Kades Birit itu ternyata terinspirasi dari kisahnya sendiri yang pernah menjadi sopir truk pasir selama 4-5 tahun.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Sukadi terpilih sebagai kades di Birit saat berlangsung Pilkades serentak tahun 2017. Dia bersama 40-an kades lainnya di Klaten dilantik Bupati Klaten, Sri Mulyani, di Bukit Cinta, Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Kamis (28 September 2017). Periodesasi Sukadi Danang Witono menjabat kades di Birit berlangsung dalam kurun waktu 2017-2023.

Baca juga: Usai Viral Angkut Peti Jenazah Pakai Motor Dinas, Kades Birit Klaten Berdayakan Warga Bikin Peti Sendiri

Dalam program andalannya, Sukadi selaku Kades Birit bertekad membantu meringankan beban warganya yang sedang berkabung. Caranya, Sukadi Danang Witono membelikan peti jenazah bagi warga yang meninggal dunia. Hal ini sebagai bentuk pengabdian dan kepedulian terhadap warganya yang dilanda kesusahan.

“Saya jadi kades sama sekali tak memakai uang [sebagai pelicin]. Warga sendiri gotong royong membantu saya saat mencalonkan diri. Begitu saya jadi kades, saya bertekad membantu warga. Saat ada yang meninggal dunia, saya belikan peti jenazah dan kebutuhan lainnya [seperti kain mori, payung, dan lainnya]. Anggarannya dari saya pribadi,” kata Sukadi Danang Witono, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Senin (26/7/2021).

Sukadi mengatakan sering menyetok peti jenazah di desanya. Di awal periodenya menjabat sebagai kades, angka kematian warga di desanya sangat minim. Stok tujuh peti jenazah biasanya baru habis dalam tempo tujuh bulan. Harga peti jenazah sebelum munculnya pandemi Covid-19 masih dinilai wajar, paling tinggi Rp500.000.

Stok Peti Jenazah Minim

Kondisi tersebut dinilai berubah 180 derajat begitu muncul pandemi Covid-19. Selama pandemi Covid-19, angka kematian di desanya naik drastis. Hal itu memengaruhi minimnya stok peti jenazah yang disediakan di desanya. Harga peti jenazah di tengah pandemi Covid-19 juga naik tajam, yakni senilai kurang lebih Rp1 juta per peti jenazah.

“Dalam pekan kemarin, warga yang meninggal sudah mencapai 10 orang [baik yang terpapar virus corona atau pun tidak]. Saat ini, kami cuman memiliki stok satu peti jenazah,” katanya.

Sebagaimana diketahui, aksi kades Birit mengusung peti jenazah dengan sepeda motor dinasnya jenis Yamaha NMax sempat viral di media sosial (medsos), Senin (19/7/2021).

Baca juga: Laris Manis, Jamu Gendong AntiCovid-19 di Klaten Cuma Rp3.000

Sukadi harus mencari peti jenazah ke langganannya di Kecamatan Kemalang. Hal itu dilakukan saat stok peti jenazah di Birit dalam kondisi kosong. Padahal saat tersebut, terdapat seorang warganya yang meninggal dunia.

“Guna mengakali kesulitan mencari peti jenazah, saya berdayakan warga untuk membikin peti sendiri. Warga bernama Sumeni itu memang tukang kayu. Saya minta untuk membikin peti jenazah. Seluruh bahan dan biaya pembuatan, saya yang menanggungnya. Itu sudah menjadi keinginan saya membantu warga. Saya ini pernah menjadi orang susah. Saya pernah jadi sopir truk pasir selama 4-5 tahun. Saya paham, orang yang sedang dilanda kesusahan. Makanya, saya harus membantu warga tersebut,” katanya.

Baca juga: Mulia, Penyintas Covid-19 Asal Klaten Sumbangkan Ratusan APD untuk Penanganan Corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya