SOLOPOS.COM - Perri Setiawan, 33, petani milenial asal Ngrombo, Plupuh, Sragen, menjadi narasumber dalam Rakor Pengelolaan Cadangan Pangan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen, Selasa (28/6/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Perri Setiawan, 33, seorang petani milenial asal Dukuh Pandeyan, Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen, menjadi satu dari sedikit pemuda yang berani memutuskan hidup dari pertanian.

Di saat sebagian besar pemuda memandang menjadi petani itu bukan pekerjaan keren dan dipandang sebelah mata, tidak dengan Perri. Lahir dari keluarga petani membuat Perri tak gengsi jadi tukang cocok tanam. Ia justru termotivasi untuk meningkatkan derajat petani.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perri merupakan satu satu dari lima duta petani milenial yang mendapat Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian pada 2021 lalu. Empat petani milenial lainnya di antaranya Eko Suwarno, petani pembibitan buah asal Mojodoyong, Kedawung, Sragen; dan Winarto, petani budidaya kotoran cacing di Mojodoyong, Kedawung, Sragen.

Kemudian Gilang Indar Marga Putra, petani melon ekslusif asal Kaliwedi, Gondang, Sragen; dan Restu Ratih Kinasih, petani obat herbal dari Taskerep, Karanganyar, Sambungmacan, Sragen.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Petani Milenial di Klaten Makin Banyak, Dari 4 Orang Jadi Segini

Selain mereka masih ada 200 orang petani milenial Sragen yang tergabung dalam Himpunan Petani Milenial Andalan Indonesia (Hipmai) Komisiariat Daerah Sragen.

Perri menjadi salah satu petani milenial yang berhasil menjadi juara III kategori umum Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) 2022. Prestasi tersebut diraih Perri lewat kreasi biang pupuk organik cair (POC).

Biang POC ini  dibuat dari kotoran ayam dicampur dengan humus dan akar bambu kemudian difermentasi selama satu pekan. Perri menamai produknya Nitribacter.

“Saya prihatin dengan kondisi petani saat harga gabah Rp3.000/kg pada 2020 lalu. Saya berusaha membuat formula untuk pertanian dengan mengandalkan pupuk organik hingga menemukan Nitrobacter,” ujar Perri saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela pelatihan pertanian di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga: Petani Milenial Sukoharjo: Hasil Panen Bisa untuk Healing dan Perawatan

Orang Gila

Ia mengaku pernah disebut orang gila oleh para petani lain. Mereka tidak percaya dengan menggunakan pupuk urea saja tidak bisa subur, apalagi organik. Untuk meyakinkan para petani, Perri membuat demonstration plot atau demplot sawah tadah hujan selias 1.000 meter persegi milik ayahnya.

Pada musim tanam pertama, dengan biang POC demplotnya bisa mendapatkan hasil panen 4,8 kuintal gabah. Angka ini masih sedikit lebih kecil dibandingkan menggunakan pupuk kimia yang bisa menghasilkan 5 kuintal di luas lahan yang sama.

Pada musim tanam kedua ada kenaikan produktivitas menjadi 6 kuintal dan pada musim tanam ketiga bisa menjadi 6,25 kuintal. Untuk musim tanam kedua dan ketiga itu murni penggunakan pupuk organik dengan tambahan Nitrobacter.

“Saya itu salah satu dari 20 petani milenial yang bergerak di tanaman pangan, khususnya padi. Sedangkan 180 petani milenial lainnya semua bergerak di hortikultura karena lebih menguntungkan dan perputaran uangnya lebih cepat,” sambungnya.

Baca Juga: Produksi Beras Merah Pulen, Omzet Petani Milenial Klaten Rp10 Juta

Ia mengakui sulit mengajak milenial untuk mau menjadi petani. Pasalnya, kebanyakan milenial ingin cepat dapat untung.

Perri mengaku ingin mengedukasi petani di Sragen supaya tidak bergantung pada pupuk kimia. Ia menyebarkan ilmu tentang pembuatan biang pupuk organik itu ke petani di 16 kecamatan kecuali Jenar, Tangen, Tanon, dan Gemolong.

Perri juga mendampingi para petani dengan luas lahan sawah mencapai 7 hektare dan menjadi pembicara dalam pelatihan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Lulusan SMK Muhammadiyah 3 Solo itu sering berkonsultasi dengan pakar pertanian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM). Ia juga belajar otodidak di Internet.

Baca Juga: Sukoharjo Targetkan Cetak 1.000 Petani Milenial Tahun Ini

“Saya berharap petani bisa terbantu dengan formula organik karena biaya tanam murah tetapi hasil panennya berkualitas sehingga derajat petani yang dipandang sebelah mata terangkat dan petani menjadi lebih sejahtera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya