SOLOPOS.COM - Puspo Wardoyo (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Pengusaha kuliner asal Solo, Puspo Wardoyo pernah membuat heboh karena melakukan poligami. Lantaran hal itu, pengusaha kelahiran 30 November 1957 ini pernah dikabarkan bangkrut lantaran para pelanggannya tak suka dia melakukan poligami.

Namun ternyata, hal itu sama sekali tidak terbukti. Usaha kuliner yang punya brand Ayam Bakar Wongsolo ini miliknya tetap eksis bahkan sampai membuka ratusan cabang di dalam maupun di luar negeri. Sedikitnya ada 125 gerai Wongsolo yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk dua di Jeddah dan 12 di Malaysia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di samping itu Puspo Wardoyo juga membangun brand lain antara laun Ayam Penyet Surabaya, Ayam Kq 5, Warung Lombok Ijo, Ayam Bakar Mas Giri, dan Sambel Lalap yang jumlahnya mencapai 387 gerai.

“Lepas dari siapa pemiliknya, [kunci] bisnis makanan yang pertama adalah kualitas makanannya,” ujar Puspo Wardoyo saat berbincang dengan Helmy Yahya dalam channel Youtube Helmy Yahya Bicara.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sejarah Terminal Tirtonadi Solo, Ternyata Pindahan dari Gemblegan

Perbincangan yang diberi judul “Kalau Kamu Pikir Bisnis Ayam Bakar Wong Solo Sudah Selesai, Simak Obrolan Ini! – Puspo Wardoyo” itu diunggah di Youtube pada 22 Maret 2021.

Salah satu hal yang membuat usaha tetap eksis dan berkembang adalah banyak penggemar atau pelanggan yang fanatik.

“Ada pelanggan yang dia dari kecil sampai kuliah maunya makan Ayam Bakar Wongsolo. Kalau nggak makan Ayam WongSolo nggak mau makan. Padahal tiap hari itu,” ujar Puspo

Menurut Puspo, setiap orang atau pelanggan akan punya kesan tersendiri tentang restoran atau rumah makan. Lantas kenapa Ayam Wongsolo digemari?

“Saya ciptakan sendiri resepnya, nggak belajar dari orang lain. Akhirnya jadi beda. Dengan beda itu akan menjadi alternatif pilihan. Kita harus punya ciri khas yang beda, beda penampilan dan rasa,” ujarnya.

Baca Juga: Kompak Naik, Cek Harga Emas Pegadaian Jumat 17 Desember 2021

Namun demikian resep Ayam Wong Solo bukan resep yang dirahasiakan. Dia pun pernah membagikannya di Youtube. “Nggak masalah [kalau dibagikan]. Namun tetap ada kuncinya [yang dirahasiakan],” ujarnya.

Untuk melengkapi hidangan Ayam Wongsolo, Puspo Wardoyo juga sangat selektif dalam memilih beras. “Restoran itu kalau berasnya enak, dah selesai,” kelakarnya.

Dia mengatakan untuk mencari beras yang enak semula bukan hal yang mudah. Dia harus pergi ke mana-mana untuk menemukannya. Akhirnya dia membikin pabrik pengolahan beras sendiri.

Saat ini Grup Wongsolo memiliki sedikitnya 8.000 karyawan. Sehari Wongsolo Grup menghabiskan sekitar 25.000 ekor untuk diolah. Hampir 90 persen karyawannya awet atau betah bekerja di Wongsolo. Karyawan baginya merupakan keluarga.

Baca Juga: ShopeePay Talk Bocorkan Strategi Tepat Merumuskan Brand Purpose

Menangis Saat Ambil Tabungan untuk Dipinjamkan

Helmy Yahya pun mengulik cerita awal mula Wongsolo berdiri. aktu itu membuka warung ayam goreng Kleco yang kemudian dia jual kepada temannya senilai Rp2 juta. Dengan harapan uang itu akan digunakan sebagai modal membuka usaha serupa di Medan.

Namun saat mampir di Jakarta, sekitar tahun 1991-an uang itu habis dipinjam kakaknya untuk menikah. Kemudian Puspo memutuskan untuk bekerja mencari modal dan mencari istri. Setelah mendapatkan modal dan istri dia pergi Medan.

Waktu itu dia benar-benar memulai usaha dari nol. Tiap hari dia hanya menjual tiga ayam ekor olahan. Namun demikian dalam keadaan apapun dia selalu menyisihkan 10 persen pendapatannya untuk dimasukkan ke kaleng. Saat uang dirasa cukup dia kemudian pergi ke masjid untuk mencari orang yang pantas dia beri sedekah. Hal itu dia lakukan secara rutin.

“Pernah saya memberikan sedekah kepada orang yang ternyata rumahnya lebih bagus dari punya saya,” ujarnya.

Baca Juga: Tutup Tahun 2021 Pisalin Rilis Seri Kenangan

Suatu hari, seorang pembantunya juga ingin meminjam uangnya Rp700.000. Padahal uang di tabungannya hanya Rp2 juta. “Saya ambil uang itu sambil nangis,” kisahnya.

Selang beberapa hari, warung makannya didatangi ribuan orang yang memborong masakan ayamnya. Waktu itu, dia pun terpaksa bolak balik hingga 25 kali ke pasar untuk membeli ayam.

Usut punya usut ternyata warung ayam miliknya diliput oleh pacar pembantunya dan akhirnya masuk koran. Sejak itulah bisnisnya mengalami lompatan luar biasa.



Sampai sekarang, kebiasaan sedekah tetap dia pertahankan. Bahkan Puspo Wardoyo mengaku bersedekah 30% dari penghasilannya secara rutin. Puspo saat ini terus berinovasi dan bertekad agar Ayam Bakar Wongsolo bisa go internasional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya