SOLOPOS.COM - Jenis bantuan makanan tertentu dapat berperan secara maksimal, seperti makanan cepat saji karena makanan ini mudah untuk diolah. (ilustrasi/istimewa)

Solopos.com, JOGJA — Lonjakan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Kota Jogja membuat Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Jogja kewalahan memberikan bantuan makanan. Pada Juni-Juli 2021 lalu, ada 150 surat permohonan bantuan makanan dari kelurahan yang masuk ke Dinsosnakertrans.

Kepala Dinsosnakertrans Kota Jogja, Maryustion Tonang, mengatakan berawal dari lonjakan kasus Covid-19, pihaknya membuat program bantuan makanan bagi pasien yang isoman. Dinsosnakertrans bekerja sama dengan UMKM kuliner yang tergabung dalam Gandeng-gendong.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam perjalanannya, Dinsosnakertrans mengaku sempat kewalahan akibat permintaan bantuan yang ikut melonjak. Sejumlah lurah banyak yang berharap agar warganya yang isoman tersentuh program itu. “Pengajuan bantuan permakanan itu banyak sekali di Juni-Juli. Sehari itu sampai 100-150 surat permohonan per hari dari 45 kelurahan di Kota Jogja,” kata dia, Sabtu (7/8/2021).

Baca Juga: Wali Kota Jogja Pastikan Program Merdeka Vaksin Jalan Terus

Tiap kelurahan juga menyertakan jumlah pasien isoman yang hendak dibantu dengan angka yang beragam. Bukan hanya satu, melainkan bisa mencapai tiga atau empat orang per surat. Sehingga Tonang mengaku cukup kesulitan saat itu. Sebab, selain mesti memikirkan bantuan yang disalurkan demi kebutuhan percepatan penanganan pasien, Dinsosnakertrans juga harus memperhatikan sisi akuntabilitas program itu.

“Karena permintaan yang banyak, jadi Spj atau laporan pertanggung jawabannya jadi lemot di Gandeng-gendong. Di satu sisi permintaan banyak, sementara di sisi lain yang kerepotan pasti dari pihak penyedianya. Itu pun juga sudah kita buat penambahan personel untuk validasi dan verifikasi data,” tambah dia.

Mulai Lancar

Bahkan, akibat itu pula sempat banyak keluhan soal bantuan permakanan isoman tersebut. Yakni berupa pengajuan permohonan bantuan yang tidak disetujui atau bahkan anggaran kepada pihak UMKM kuliner yang tergabung dalam Gandeng-gendong yang belum cair.

“Tapi sekarang saya lihat sudah mulai lancarlah ya, Gandeng-gendong juga sudah cepat pencairannya. Tren konfirmasi positif juga menurun, itu otomatis kebutuhan masyarakat untuk mengakses program ini semakin berkurang. Maka layanan kita semakin cepat. Harapan kami program ini juga terus berlanjut karena memang sangat dibutuhkan oleh warga kita,” ungkap dia.

Baca Juga: Stok Vaksin Kota Jogja hanya Cukup untuk Vaksinasi Empat Hari

Dia menjelaskan dalam penyaluran bantuan makanan pihaknya tidak melihat apakah warga yang diajukan itu mampu atau tidak. Dinsosnakertrans hanya mengacu pada surat keterangan lurah yang diajukan. Jika pasien isoman tersebut warga kota Jogja, ber-KTP kota Jogja makam akan mendapat bantuan makanan.

“Anggarannya Rp19.000 per boks dan per hari dua kali per orang. Beda dari awal yang tiga kali per hari satu orang. Itu disesuaikan dengan surat permohonannya,” jelas dia.

Penyaluran bantuan didasarkan tanggal surat masuk. Misal surat dari lurah masuk pada 5 Juli sementara pasien melakukan isoman mulai 1-14 Juli, bantuan mulai diberikan 6 Juli. Dinsosnakertrans berkoordinasi dengan lurah setempat dalam pengurusan UMKM penyalur bantuan makanan dan hal teknis lainnya.

Baca Juga: Aksi Bagi Nasi Gratis ke Pasien Isoman Merebak di Jogja

Banyak Kendala

Sementara itu, Lurah Purwokinanti, Sugiharti, mengatakan pihaknya beberapa waktu lalu memang sempat mengakses program bantuan makanan itu. Hanya, dalam perjalanannya terdapat banyak kendala.

“Semenjak banyak yang isoman ditambah dengan kasus pegawai Dinsosnakertrans banyak yang positif beberapa waktu lalu, kami tidak akses lagi karena banyak kendala,” ungkapnya.

Selain itu, cukup banyak pengusaha kuliner Gandeng-gendong yang menolak mengirim bantuan makanan kepada warga isoman karena takut tertular. Ditambah pula dengan rekomendasi Puskesmas yang kadang telat atau pembayaran dari dinas yang terlambat.

Baca Juga: Kue Lupis Mbah Satinem, Legendaris dan Go International

“Sekarang kami sudah buat program sendiri berupa dapur umum buat warga isoman. Jadi warga tetap saya perhatikan kebutuhannya selama menjalani isoman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya