SOLOPOS.COM - Pekerja memasang strobo di salah satu mobil yang diubah menjadi ambulans pada bengkel Hakiki Ambulance, Desa Duwet, Kecamatan Ngawen, Senin (9/8/2021). (Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Perakit modifikasi mobil di Klaten, Jawa Tengah belakangan kebanjiran permintaan mengubah mobil biasa menjadi ambulans.

Seperti yang dialami Hardi, 43, warga Dukuh/Desa Duwet, Kecamatan Ngawen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Permintaan mengubah mobil dengan kondisi standar menjadi ambulans rata-rata datang dari pemerintah desa.

Peningkatan permintaan itu berbarengan dengan kenaikan angka kasus Covid-19 disertai peningkatan kasus kematian. “Dua bulan ini yang banyak,” kata Hardi, 43, saat ditemui di rumahnya Senin (9/8/2021) lalu.

Tiga Mobil

Setidaknya ada tiga mobil yang saat ini harus dirakit Hardi bersama dua rekannya. Tiga order itu datang dari pemerintah desa serta organisasi masyarakat.

Untuk merakit satu ambulans, Hardi membutuhkan waktu sekitar dua pekan di bengkel yang diberi nama Hakiki Ambulance tersebut.

Proses perakitan dilakukan dengan mengganti lantai dengan tripleks kemudian dilapisi bordes aluminium.

Pada lantai mobil dilengkapi tempat untuk meletakkan stretcher atau tandu. Selain itu, tempat duduk bagian belakang diubah di sisi samping.

Mobil yang dirakit juga dilengkapi tabung oksigen serta alat pemadam kebakaran (APAR) beserta wadahnya, lampu, hingga strobo.

Ambulans juga dilengkapi sekat antara tempat duduk bagian depan serta ruang untuk meletakkan tandu.

Baca Juga: Keren! 4 Siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen Rakit Hand Sanitizer Sekaligus Termometer Otomatis 

Ambulans yang dirakit Hardi bisa digunakan untuk membawa pasien serta digunakan oleh tim pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19.

Lantaran hal itu, dalam proses perakitan Hardi sebisa mungkin menempatkan barang-barang yang dibutuhkan agar ada ruang yang cukup untuk pergerakan orang.

Soal tarif, tergantung dari kesepakatan serta alat kelengkapan ambulans yang diminta. Termasuk penambahan stiker sebagai identitas nama organisasi atau lembaga pada bodi serta kaca ambulans.

“Kalau diambil rata-rata Rp20-25 juta untuk satu unit. Kami tidak mau memberi tarif tinggi. Nilai disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di ambulans itu. Tujuan kami agar desa atau lembaga segera punya ambulans,” jelas dia.

Baca Juga: Dosen Prodi Teknik Kimia dan Fisika UNS Gelar Pelatihan Perakitan Sepeda Listrik 

Memilih tak menaikkan tarif seiring peningkatan permintaan dilakukan Hardi juga lantaran dia hingga kini masih aktif sebagai sukarelawan.

Hardi menjadi salah satu sukarelawan yang terlibat dalam pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19.

Jenis mobil yang dimodifikasi menjadi ambulans pun beragam. Seperti Toyota Kijang, Suzuki APV, serta Daihatsu GranMax.

“Ada yang baru beli mobil tiga hari kemudian dibawa ke sini untuk dirakit menjadi ambulans,” tutur dia.

Autodidak

Hardi memeroleh ilmu merakit mobil biasa menjadi ambulans secara autodidak.

Hal itu bermula setahun lalu ketika Hardi diminta temannya untuk merakit ambulans. Pasalnya, jasa rakit ambulans di Klaten sangat jarang.

Rata-rata warga merakit ambulans ke wilayah Bantul serta Sukoharjo. “Sebenarnya saya juga sukarelawan dan pegiat ambulans. Setahun lalu ada anggota komunitas di lembaganya menerima ambulans bekas kemudian saya diminta untuk mengubah. Ternyata hasilnya memuaskan hingga beberapa teman merekomendasikan ke sini ketika ada yang mau merakit ambulans,” jelas Hardi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya