SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemerkosaan anak (JIBI/Dok)

Pemerkosaan Klaten terjadi di Jatinom, 11 Mei 2016 sore.

Solopos.com, KLATEN — Polres Klaten mendalami kasus pemerkosaan terjadi di Jatinom, Klaten, Rabu (11/5/2016) sore. Siswi kelas VI SD negeri di Jatinom menjadi korban pemerkosaan oleh anak baru gede (ABG) yang masih di bawah umur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Empat ABG hingga Kamis (12/5/2016), masih dimintai keterangan di Mapolres. Belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus pemerkosaan Klaten itu.

Kapolres Klaten, AKBP Faizal, mengatakan penyidik Satreskrim Klaten sedang mendalami kasus perkosaan di Jatinom itu. Hingga Kamis malam, keempat ABG yang masih pelajar masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Klaten.

“Ya, saat ini sudah dalam penanganan satreskrim. Infonya, dari empat ABG itu, satu orang berpesan sebagai pelaku. Tiga orang lainnya, hanya membantu. Kami masih mendalami, kenapa mereka memerkosa [akibat minuman keras (miras), pengaruh narkoba, atau internet]. Intinya, saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Belum ada status tersangka di sini. Tapi, tak lama lagi kasus ini pasti segera naik ke penyidikan. Lebih jelasnya, silakan hubungi kasatreskrim,” katanya.

Namun, ketika Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Farial Ginting dihubungi via ponsel hanya terdengar nada sambung dari ponselnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Bunga (bukan nama sebenarnya), seorang siswi kelas IV SD di Jatinom sering menginap di rumah neneknya di Jatinom dalam beberapa hari terakhir. Aksi pemerkosaan terjadi saat Bunga menginap di rumah neneknya. Di bawah ancaman pelaku, Bunga diperkosa. Masing-masing ABG, yakni S, 17, warga Jatinom; R, 18, warga Tulung; M, 16, warga Tulung; Y, 18, warga Tulung.

Salah satu pengelola SD Bunga, mengatakan Bunga memang sering terlambat datang sekolah dalam beberapa hari terakhir. Padahal, Bunga yang duduk di kelas VI harus mempersiapkan diri mengadapi Ujian Nasional (UN) tingkat SD dalam waktu dekat.

“Memang, yang bersangkutan sering datang terlambat. Kami telah memanggil orangtuanya. Tapi, pemanggilan itu terkait dengan keterlambatannya saat datang ke sekolah. Jadi, pemanggilan saya tidak ada kaitannya dengan kasus itu [jadi korban pemerkosaan]. Setahu saya, yang bersangkutan orangnya periang. Dia saat ini tidak menginap di rumah orangtuanya, tapi menginak di rumah neneknya,” katanya.

Saat Solopos.com, menghubungi kepala desa (Kades) di desa Bunga, yang bersangkutan mengaku tak tahu-menahu soal kasus itu. “Saya belum mendengar kasus itu,” kata Kades tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya