SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

SLEMAN—Banjir tidak dapat diatasi oleh satu atau beberapa pihak saja. Diperlukan kerja sama, pengawasan dan strategi terpadu untuk mengatasi banjir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mantan Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Siswoko mengatakan banjir yang terjadi di Jakarta saat ini maupun di kota lain merupakan masalah kompleks. “Akibat pemanasan global yang secara langsung dan tidak langsung, menimbulkan peningkatan masalah. Sehingga kinerja sistem pengendali banjir yang telah ada menurun,” ujar dia saat menjadi pembicara dalam diskusi pakar teknik sipil UGM dalam member masukan mengatasi bencana banjir di Indonesia, di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) UGM, Rabu (23/1/2013).

Sayangnya, kata dia, penanganan bencana di Indonesia masih berorientasi pada pembangunan fisik atau proyek. Bukannya pada pengelolaan. Perlakukan seperti ini dinilainya akan terus bertentangan dengan alam.

Siswoko mengatakan, perubahan alam ini harus dijawab dengan perubahan strategi pula. Bangsa ini tidak dapat lagi menerapkan flood control tetapi menjadi integrated flood management.  “Pendekatan ini akan memamksimalkan benefit, tetapi dapat meminimalkan kerugian lingkungan,” jelasnya.

Salah satu poin yang perlu menjadi catatan dalam pengelolaan SDA terdiri dari tiga hal, yakni konsevasi SDA, pendayagunaan SDA serta pengendalian daya rusak air. Dalam UU No. 7/ 2004 sendiri disebutkan pengendalian daya rusak air dapat dilakukan dengan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya