SOLOPOS.COM - Anak-anak di Balai RW 001 Kalipancur, Kota Semarang, berlatih alat musik gamelan untuk menghabiskan waktu menunggu buka puasa, Senin (11/4/2022). (Solopos.com-Dickri Tifani Budi)

Solopos.com, SEMARANG — Ada banyak hal yang biasa dikerjakan sambil menunggu waktu buka puasa. Seperti halnya yang dilakukan anak-anak di Balai RW 001 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Mereka menunggu waktu berbuka puasa dengan cara belajar kesenian memainkan alat musik tradisional gamelan.

Mayoritas anak-anak ini berusia di bawah 10 tahun. Mereka bermain gamelan dengan suara yang memenuhi Balai RW 001 Kelurahan Kalipancur. Bahkan, suara alat musik tradisional yang dimainkan itu terdengar hingga kejauhan, bersautan dengan deru mesin kendaraan yang melintas. Maklum saja, Balai RW 001 Kalipancur itu terletak di tepi jalan yang dilintasi berbagai kendaraan.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Meski baru belajar, anak-anak ini terlihat cukup mahir memainkan gamelan. Mereka berlatih setiap hari, mulai pukul 16.00 WIB hingga 17.00 WIB. Mereka berlatih dengan semanggat seolah-olah tak terpengaruh dengan masifnya penggunaan gawai di kalangan anak sebayanya.

Baca juga: Ini 5 Tempat Buat Ngabuburit di Semarang, Nomor 3 Ada Kuliner Khas

Seorang bocah, Inam, 7, mengaku senang berlatih gamelan bersama rekan-rekannya guna mengisi waktu menunggu buka puasa, atau ngabuburit.

“Banyak teman di sini jadi senang, dan tidak terasa kalau sedang puasa. Latihan di sini lebih menyenangkan ketimbang hanya main handphone,” ujar Inam kepada Solopos.com, Senin (11/4/2022) sore.

Alat-alat musik tradisional tersebut merupakan milik warga RW 001 Kalipancur. Alat musik tradisional itu sudah sejak lama digunakan warga untuk berlatih kesenian tradisional.

Pembina grup gamelan setempat, Didik Sutardi, mengaku memberikan pelatihan musik tradisional kepada anak-anak itu sudah sejak tahun 2020 lalu.

“Klub gamelan anak-anak ini diberi nama Laras Budaya Bumi Pertiwi. Latihannya rutin, tak terkecuali saat Ramadan,” ujarnya.

Baca juga: Ini Kisah Inspiratif Mengejutkan Driver Gojek Semarang dengan Jam Kerja Tak Lumrah

Kendati demikian, pihaknya mengaku mengurangi jam latihan anak-anak tersebut saat bulan puasa. Selama bulan puasa latihan hanya digelar selama satu jam, mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

“Adanya latihan ini kami harap anak-anak mendapat hal positif selama Ramadan. Bisa belajar budaya Jawa yang kini mulai tergerus zaman,” terang Didik.

Didik mengatakan latihan gamelan itu tidak dipungut biaya, alias gratis. Bahkan, latihan itu tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak, tapi juga orang tua.

“Siapa saja boleh bergabung, bahkan tak jarang ada ibu-ibu yang ikut berlatih,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya