SOLOPOS.COM - Kabinet Kerja Jokowi-JK (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Perlambatan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi kurangnya kepercayaan pasar terhadap Kabinet Jokowi-JK.

Solopos.com, JAKARTA — ?Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan dengan 11 ekonom di Istana Merdeka Jakarta membahas perkembangan dan arah ekonomi nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

?Pertemuan tersebut antara lain dihadiri oleh Arif Budimanta, Iman Sugema, Hendri Saparini, Djisman Simanjuntak, Anton Gunawan, Destry Damayanti, Prasetyantoko, Poltak Hotradero, Tony Prasetyantoono, Lin Che Wei, dan Raden Pardede.

?Ekonom Universitas Atmajaya A. Prasetyantiko mengatakan pertemuan dengan Presiden berfokus pada kondisi ekonomi Indonesia yang sedang menurun. Selain itu mereka membahas upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk memastikan bahwa penurunan tidak berlanjut.

“Kita berharap di semester II ada perkembangan belanja pemerintah dan ada perbaikan signifikan. Pemerintah sudah tahu apa yang harus dilakukan, mereka fokus dan sudah tahu, itu jadi kebijakan yang institusional pemerintah kalau itu dilakukan akan ada dampak yang baik,” tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/6/2015).

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menuturkan pertemuan membahas persepsi ekonomi Indonesia serta upaya jangka pendek dan jangka panjang untuk memacu mesin ekonomi mencapai target pertumbuhan 5,7% dan menjaga daya beli masyarakat.

“Jangka pendek sekarang ada masalah persepsi pasar yang tidak terlalu bagus. Ke depan harus lebih dioptimalkan, apa yang bisa dilakukan pemerintah,” ujarnya.

Destry menambahkan perkembangan proyek-proyek pemerintah harus terus disampaikan ke masyarakat dan pasar, karena akan menimbulkan kepercayaan pasar dan investor terhadap Indonesia.

“Kalau memang bisa dibuktikan bahwa di semester II akan ada akselerasi infrastruktur, kemudian juga beberapa program pemerintah yang sifatnya untuk menjaga daya beli masyarakat bisa direalisasikan, saya rasa itu bisa mengubah persepsi masyarakat yang sekarang mayoritas agak pesimis,” imbuhnya.

Sementara itu, Ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono menuturkan sentimen negatif yang mendorong melemahnya indikator ekonomi Indonesia, seperti IHSG dan rupiah, juga disebabkan oleh rendahnya kepercayaan pasar pada Kabinet Kerja.

Menurut Tony, Presiden Jokowi menyadari bahwa ada koordinasi dan kualitas yang kurang optimal pada sosok-sosok menteri yang mengisi pos-pos ekonomi. Utamanya, dalam hal merebut kepercayaan pasar.

“Ya memang menurut Pak Jokowi, kabinet ini pintar-pintar, tetapi memang kita tidak punya menteri bintang yang disukai pasar. Padahal kita butuh playmaker,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya