SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo  (Espos)--Kasus penularan HIV/AIDS di Kota Solo memprihatinkan. Data sejak Oktober 2005 hingga September 2010, ada 447 kasus terdiri dari HIV 187 kasus dan AIDS ada 260 kasus. “Yang meninggal ada 137 orang. Ini sangat mengkhawatirkan,” kata Sekda Kota Solo, Budi Suharto saat membuka acara diskusi dengan media massa Mari Berbicara HIV/AIDS di Ramayana Resto, Kamis (21/10).

Menurut Budi, penanggulangan melalui sosialisasi yang saat ini dilakukan perlu dievaluasi. “Sepertinya sudah <I>ndesa<I>, tidak mengikuti perkembangan zaman,” katanya. Ia menilai perlu adanya terobosan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya HIV/AIDS ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk itu pihak Pemkot akan menambah anggaran dari APBD yang tahun ini mendapat Rp 75 juta menjadi Rp 100 juta untuk tahun depan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dana ini agar memberikan semangat KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kota Solo untuk semakin genjar berkampanye,” paparnya. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan fasilitas berupa kantor yang memadai untuk KPA Kota Solo itu. “Saat ini memang sempit, akan segera diusahakan yang lebih layak,” katanya.

Pembicara yang lain dari akademisi sekaligus pengamat masalah sosial, Dewi Puspaningrum mengatakan penanganan kasus HIV/AIDS harus dilakukan secara bersama-sama oleh semupa pihak, di antaranya LSM, masyarakat, pemerintah dan media massa. Peran media massa dalam memberikan informasi mengenai HIV/AIDS sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat.

“Pandangan dan stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sedikit banyak dipengaruhi oleh media massa,” kata Dewi. Pesan yang setengah-setengah dan berita yang bombastis akan semakin membuat stigma ODHA semakin buruk. “Maka perlu adanya pembelajaran agar berita itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa menimbulkan stigma negatif,” paparnya.

Salah satu ODHA yang juga Koordinator Solo Plus, Agus Badrullah mengatakan ODHA di Indonesia masih mendapat perlakuan yang diskriminatif. “Termasuk di lingkungan kesehatan,” katanya. ODHA yang bersikap tertutup akan memperparah kondisi dan menyebabkan kematian.

Acara ini terselenggara atas kerjasama SPEK-HAM dengan KPA Kota Solo.

m86

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya