SOLOPOS.COM - Kebun tanaman serat milik perusahaan serat terbesar di masa pemerintahan Hindia Belanda di Wonogiri. (Istimewa/Arsip Digital Universitas Leiden)

Solopos.com, WONOGIRI -- Wonogiri pernah menjadi lokasi perkebunan penghasil serat terbaik pada era Hindia-Belanda, tepatnya mulai 1897 hingga 1940-an. Lokasinya di wilayah yang sekarang menjadi Dusun Mento dan Dusun Tulakan, Desa Wonoharjo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.

Pada zaman Hindia Belanda, daerah itu merupakan lahan perkebunan kopi, tembakau, dan serat yang sangat luas. Tanah di kawasan tersebut saat itu terbukti cocok untuk ditanami serat nanas (agave) yang merupakan bahan untuk membuat tali tambang, karung goni, dan sebagainya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bahkan perusahaan yang mengelola perkebunan itu mendapatkan penghargaan sebagai penghasil serat dengan kualitas terbaik di Hindia Belanda. Perusahaan itu bernama Cuultur-Maatschappij Mento Toelakan atau Onderneming Mento Toelakan.

Baca Juga: Perusahaan Perkebunan Serat Terbesar Hindia Belanda Ada Di Wonogiri Loh, Ini Lokasinya

Pada awalnya perkebunan serat yang dikelola perusahaan swasta Hindia Belanda di Wonogiri itu ditanami kopi dan tembakau. Namun karena dianggap kurang menguntungkan, akhirnya mereka beralih menanam serat. Lalu adakah peluang menghidupkan kembali perkebunan untuk industri serat serupa di masa kini?

Kepala Seksi Perkebunan, Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Parno mengatakan pada dasarnya sejumlah tanaman yang dikembangkan pada masa Hindia Belanda di Mento dan Tulakan masih bisa dikembangkan kembali. Namun ada sejumlah catatan.

Cocok Untuk Kopi Robusta

"Saat saya masih kecil memang di daerah sana banyak yang mengelola serat. Saya tahu karena rumah saya di Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, berdekatan dengan Mento dan Tulakan," katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin (28/6/2021).

Baca Juga: Perusahaan Serat Terbesar Hindia Belanda Ada di Wonogiri, Begini Kondisi Lokasinya Kini

Ia mengatakan jika ada yang ingin menanam dan mengembangkan kopi di daerah bekas perkebunan perusahaan serat, Mento dan Tulakan, Wonogiri, dianjurkan menanam jenis robusta. Jenis kopi itu cocok ditanam di ketinggian di bawah 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sedangkan kopi arabika cocok ditanam di ketinggian di atas 1.000 mdpl, potensinya bagus. Sementara itu, Di Mento dan Tulakan ketinggian daerahnya di bawah 1.000 mdpl.

Saat ini, kata Parno, di Mento dan Tulakan sudah tidak ada perkebunan kopi. Di Wonogiri, perkebunan kopi saat ini berada di Desa Brenggolo Kecamatan Jatiroto, Desa Bubakan dan Desa Semagar Kecamatan Girimarto. Kemudian Desa Setren Kecamatan Slogohimo dan Desa Jeporo Kecamatan Jatipurno.

Baca Juga: Jalur Lori Hingga Makam, Ini Jejak Peninggalan Perusahaan Penghasil Serat Terbesar Hindia Belanda Di Wonogiri

Parno menuturkan di daerah Mento dan Tulakan, Wonogiri, yang merupakan bekas lahan perkebunan serat, saat ini juga sudah tidak ada petani yang mengembangkan tanaman tembakau.



Tembakau Kurang Bagus Di Mento-Tulakan

Saat ini daerah Wonogiri yang mengembangkan tembakau berada di Pracimantoro, Wuryantoro, Eromoko, Nguntoronadi, Baturetno, dan Tirtomoyo.

Menurutnya, untuk saat ini tembakau kurang bagus dikembangkan di Mento dan Tulakan. Sebab perusahaan yang saat ini mau kerja sama dengan petani menginginkan tembakau berkadar nikotin rendah. Tembakau jenis itu cocok ditanam di tanah hitam.

Baca Juga: Puluhan Tahun Berjaya, Ini Penyebab Ambruknya Perusahaan Serat Terbesar Hindia Belanda di Wonogiri

"Tanah hitam itu kalau di Wonogiri berada di daerah selatan, ya seperti Wuryantoro dan Eromoko. Kalau di Mento dan Tulakan itu tanahnya merah. Sehingga produksinya nanti berkurang," ungkapnya mengenai kondisi tanah bekas perkebunan serat terbaik di Wonogiri.

Hal itu dibuktikan hasil uji coba penanaman di Kecamatan Jumapolo, Karanganyar, yang kawasannya berdekatan dengan Mento dan Tulakan. Petani tembakau di sana hanya bisa panen 800-900 kilogram dalam satu hektare.

Sedangkan di Wonogiri selatan bisa mencapai 3,5 ton per hektare dalam kondisi normal. Sementara itu, lanjut Parno, saat ini tidak ada warga di kawasan Mento dan Tulakan yang mengembangkan tanaman serat. Padahal pada masa Hindia Belanda lokasi itu menjadi penghasil serat yang dikirimkan ke sejumlah daerah.

Baca Juga: Kokoh, Saluran Air Peninggalan Perusahaan Serat Hindia Belanda Di Wonogiri Masih Berfungsi

Tanaman Serat Sulit Pemasarannya

"Sebenarnya kalau tanahnya masih cocok [untuk serat]. Cuma sudah tidak ada pabriknya dan jika ditanam mau jual ke mana juga tidak tahu. Maka petani sekitar saat ini lebih memilih menanam pohon sengon atau palawija di pekarangan," kata Parno.

Kepala Desa Wonoharjo, Wonogiri, Y Parmin, mengatakan saat ini tidak ada warga Wonoharjo dan sekitarnya yang memproduksi tanaman serat seperti yang ditanam perusahaan perkebunan Mento Toelakan era Hindia Belanda.

Menurut Parmin, masyarakat menilai tanaman serat kurang produktif jika ditanam masa sekarang. Warga lebih memilih menanam pekarangan dengan aneka jenis pohon. "Kalau misalnya juga produksi serat, pemasarannya ke mana juga tidak tahu. Buat tali atau dadung kapal seperti dulu sekarang juga tidak ada yang menerima. Warga pilih menanami ketela dan palawija lainnya di pekarangan," kata Parmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Jadwal Imsak hingga Waktu Buka Puasa Wilayah Boyolali Sabtu 30 Maret

Jadwal Imsak hingga Waktu Buka Puasa Wilayah Boyolali Sabtu 30 Maret
author
Suharsih , 
Suharsih Jumat, 29 Maret 2024 - 22:10 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi berbuka puasa. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga muslim Boyolali dan seluruh Indonesia sejak Selasa (12/3/2024) lalu mulai menjalankan puasa Ramadan 1445 Hijriah dengan rangkaian ibadah mulai sahur, imsak, hingga buka puasa yang sudah diatur dalam jadwal imsakiah.

Penting bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa untuk memperhatikan jadwal tersebut agar tidak terlambat makan sahur atau berbuka puasa sebelum waktunya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai informasi, hasil Sidang Isbat di Kementerian Agama (Kemenag) yang digelar pada Minggu (10/3/2024) menetapkan hari pertama Ramadan 2024 jatuh pada Selasa (12/3/2024).

Koran Solopos

Kemenag melalui laman resminya juga sudah merilis jadwal imsakiah selama Ramadan. Berikut jadwal imsak hingga waktu berbuka puasa untuk wilayah Boyolali pada hari ke-19 Ramadan, Sabtu (30/3/2024), seperti dikutip Solopos.com dari laman resmi Kemenag:

Imsak:  04.16 WIB
Subuh:  04.26 WIB
Terbit:  05.38 WIB
Duha:    06.05 WIB
Zuhur:  11.45 WIB
Asar:     15.00 WIB
Magrib: 17.46 WIB
Isya:      18.55 WIB

 

Emagazine Solopos

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Wah... Warna Paspor Indonesia akan Diganti, Tak Lagi Warna Hijau

Wah... Warna Paspor Indonesia akan Diganti, Tak Lagi Warna Hijau
author
Mariyana Ricky P.D Jumat, 29 Maret 2024 - 22:05 WIB
share
SOLOPOS.COM - Design paspor Republik Indonesia akan berganti, tidak lagi berwarna hijau/imigrasi.go.id

Solopos.com, JAKARTA—Direktorat Jenderal Imigrasi, Kemenkumham, bakal mengganti design paspor Republik Indonesia (RI). Warna paspor yang digenggam warga negara RI tidak lagi berwarna hijau.

Hal tersebut disampaikan Dirjen Imigrasi Silmy Karim dalam acara buka bersama dengan media di Jakarta, Kamis (29/3/2024). “Design paspor akan diganti, jadi tidak warna hijau lagi. Warnanya apa? Nanti kita akan launching 17 Agustus [2024] design paspor barunya,” ujarnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia menjelaskan pergantian design paspor bukan semata warna saja, melainkan untuk meningkatkan keamanan. Keamanan tersebut seperti tingkat pemalsuan, sehingga tingkat keamanan harus lebih bagus daripada uang kertas.

Ditjen Imigrasi pun telah meningkatkan keamanan dengan menggunakan paspor elektronik yang di dalamnya terdapat chip yang memuat data dari pemegang paspor.

Koran Solopos

Paspor adalah dokumen perjalanan yang diterbitkan oleh suatu negara kepada warganya yang akan mengadakan perjalanan ke luar negeri. Kendati paspor bukan bukti identitas secara langsung kewarganegaraan, dokumen ini diperlukan bagi seseorang yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Saat ini paspor yang diterbitkan pemerintah RI berjumlah 48 halaman, di bagian depannya terdapat lambang NKRI, burung Garuda, dan dicetak dengan tinta emas.

Terdapat tiga macam paspor RI, yakni:

Emagazine Solopos

Paspor biasa berwarna hijau yang digunakan oleh WNI

Paspor dinas berwarna biru yang pada umumnya digunakan oleh pejabat RI yang mengadakan perjalanan ke luar negeri untuk tugas kedinasan

Paspor diplomatik berwarna hitam, khusus digunakan oleh diplomat RI dan keluarga yang tugas di berbagai perwakilan RI di luar negeri.

Interaktif Solopos

Selain itu, digunakan pejabat RI tertentu yang mengadakan perjalanan ke luar negeri untuk tugas diplomatik. Masa berlaku paspor RI saat ini mencapai 10 tahun. Paspor RI yang masa berlakunya habis harus diganti melalui penerbitan buku paspor baru.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Siap-Siap! Warna Paspor RI akan Berganti, Tidak Lagi Berwarna Hijau”



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Jadwal Imsak hingga Waktu Buka Puasa Wilayah Klaten Sabtu 30 Maret

Jadwal Imsak hingga Waktu Buka Puasa Wilayah Klaten Sabtu 30 Maret
author
Suharsih , 
Suharsih Jumat, 29 Maret 2024 - 22:05 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sahur. (Freepik.com)

Solopos.com, KLATEN — Warga muslim Klaten yang menjalankan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah perlu memperhatikan jadwal imsakiah, terutama waktu imsak dan buka puasa. Hal itu agar jangan sampai terlambat makan sahur atau berbuka puasa sebelumnya waktunya.

Semua ibadah di Bulan Puasa untuk umat Islam sudah diatur jadwalnya. Sebagai informasi, berdasarkan hasil sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag) yang digelar pada Minggu (10/3/2024), hari pertama Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa (12/3/2024).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) pun sudah merilis jadwal imsakiah hingga waktu berbuka puasa selama Ramadan ini. Berikut jadwal imsak hingga buka puasa untuk wilayah Klaten pada hari ke-19 Ramadan, Sabtu (30/3/2024), seperti dikutip Solopos.com dari laman resmi Kemenag:

Koran Solopos

Imsak:  04.16 WIB
Subuh:  04.26 WIB
Terbit:  05.38 WIB
Duha:    06.05 WIB
Zuhur:  11.45 WIB
Asar:     15.01 WIB
Magrib: 17.46 WIB
Isya:      18.55 WIB

Emagazine Solopos
Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories