SOLOPOS.COM - caption Tangkapan layar Webinar bertema Guru Keren, Guru Pembelajar yang digelar Solopos Media Group (SMG) bersama Al Firdaus World Class Islamic School secara daring, Kamis (25/11/2021). (Espos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Profesi guru mendapat tantangan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir karena kondisi pandemi Covid-19.

Guru harus beradaptasi dengan model-model pembelajaran baru. Pengajar itu juga dituntut menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, karakter pembelajar sejati perlu ditanamkan pada guru agar tantangan pembelajaran dapat terselesaikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dorongan itu mencuat saat webinar bertema Guru Keren, Guru Pembelajar yang digelar secara daring, Kamis (25/11/2021). Kegiatan itu diselenggarakan Solopos Media Group (SMG) bersama Al Firdaus World Class Islamic School sebagai refleksi Hari Guru Nasional 2021.

Baca Juga : Pengamat Budaya Solo: Calon Mangkunagoro X Sudah Bisa Dilihat Tandanya

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Solo, Wahyono, mengatakan bahwa guru merupakan pembelajar seumur hidup. “Guru adalah sosok pembelajar sejati. Mereka tidak pernah berhenti belajar tentang apapun, di manapun,” ujar Wahyono yang didapuk sebagai salah satu pembicara.

Pihaknya mengakui guru sempat kerepotan saat awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Menurut Wahyono, kebanyakan pengajar belum siap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Mereka membutuhkan kompetensi di bidang teknologi informasi (TI). Namun, lambat laun PGRI melihat kemampuan guru berkembang dalam hal penguasaan digital.

Baca Juga : Mulai 1 Desember WNI Diizinkan Masuk Arab Saudi Tanpa Karantina

“Mereka mulai membenahi diri dan menyesuaikan kebutuhan zaman. Selama ini PGRI juga berupaya memfasilitasi agar kemampuan guru terus meningkat.”

Hal senada disampaikan Primary Years Progamme (PYP) Coordinator Al Firdaus, Aris Ariyanti. Dia mengatakan pandemi memaksa guru berakselerasi mengembangkan kompetensi.

Oleh karena itu, katanya, guru wajib memiliki karakter pembelajar agar tetap relevan dengan kondisi dan perkembangan zaman. Aris mengatakan guru perlu memiliki pola pikir berkembang dan tak cepat puas dengan kemampuan yang dimiliki.

Baca Juga : IGTKI Karanganyar Ingin Ada Perbup yang Wajibkan Minimal 1 Tahun PAUD

“Dunia pendidikan terus berubah. Kalau guru tidak adaptif ya bakal tertinggal,” ujarnya.

Aris berbagi empat langkah yang telah dilaksanakan Al Firdaus World Class Islamic School untuk meningkatkan kompetensi guru. Pertama, setiap guru perlu saling berbagi praktik baik dan pengetahuan baru.

Kedua, guru wajib memberdayakan berbagai sumber belajar baik fisik dan digital. Ketiga, guru didorong ikut pelatihan internal dan eksternal.

Baca Juga : Ada 52 jabatan Perangkat Desa di Karanganyar Kosong, Kapan Diisi?

“Terakhir, guru juga perlu bergabung dengan komunitas pendidik lokal dan global. Di sana biasanya banyak sharing teknik pembelajaran,” ungkap dia.

Guru YouTuber yang juga pengajar di SD Katolik Sang Timur Semarang, Chitra Sintarani, mengatakan pengembangan kompetensi guru dapat dimulai dari hal sederhana. Sejak 2019, Chitra mengoptimalkan Microsoft PowerPoint untuk membuat video pembelajaran yang disukai anak.

Hal itu membuatnya tak gagap saat sekolah harus menggelar PJJ di masa pandemi. Bahkan, Chitra memiliki subscriber YouTube menembus 100.000 dan diganjar Silver Play Button pada September 2020 karena kemahirannya membuat video menarik dan informatif.

“Sejauh ini saya belajar otodidak. Yang saya yakini, guru jangan sampai kalah dengan keadaan. Enggak boleh berhenti belajar,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya