SOLOPOS.COM - Petugas gabungan berusaha memadamkan api yang membakar Gunung Lawu di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (17/11/2019). (Istimewa/BPBD Magetan)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Utara Perum Perhutani KPH Surakarta, Widodo, menuturkan 99 persen kebakaran hutan di Gunung Lawu terjadi karena ulah manusia. Widodo menyebut salah satunya adalah aktivitas membuat arang di hutan.

Duh, Nomor Handphone Bupati Karanganyar Dibajak, Minta Duit Rp5 Juta

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Indikasi sampai saat ini kebakaran hutan kuat disebabkan ulah manusia. 99 persen ya saya sebutnya. Karena saat kejadian dulu pernah ditemukan sabit, karung, dan tomblok atau bakul," ujar Widodo saat berbincang dengan wartawan di kompleks objek wisata Bukit Sakura Lawu di Kecamatan Tawangmangu, Senin (31/8/2020).

Untuk mengantisipasi hal itu, Widodo rutin menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait. Dia menekankan bahwa antisipasi dan penanganan kebakaran tidak hanya menjadi tanggung jawab Perum Perhutani KPH Surakarta.

"Seluruh masyarakat, TNI/Polri. Selain itu kami sosialisasi ke warga yang memanfaatkan air dari Gunung Lawu," ujar dia.

Catat Ya Lur! Ini Jadwal Pendaftaran Cawali-Cawawali Pilkada Solo Gibran-Teguh dan Bajo di KPU

Kebakaran Hutan Gunung Lawu

Dia menyentuh kesadaran masyarakat secara persuasif. Warga memanfaatkan sumber air di Gunung Lawu itu dari Tapak Naga, Pringgodani, Sendang Macan, Ringin Jenggot, Segara Gunung, Saraswati, dan lain-lain. Dia berharap masyarakat yang memanfaatkan air dari Gunung Lawu ikut peduli terhadap keselamatan hutan di Gunung Lawu.

"Kalau orang minum dari Gunung Lawu harus peduli jangan sampai membiarkan gunung terbakar. Mereka wajib ikut memadamkan api karena mereka memanfaatkan air setiap hari," ungkap dia.

Widodo juga menyampaikan kepada kelompok pengguna air untuk menyisihkan uang kas kelompok untuk melaksanakan reboisasi di hutan. Salah satu contohnya membeli bibit pohon beringin, pohon lo, bulu, dan lain-lain.

Jokowi: Vaksin Merah Putih Siap Produksi Pertengahan 2021

"Bantu kami merawat potensi air dengan menanam bibit pohon radius 100 meter hingga 200 meter dari sumber air. Kami juga mengingatkan para pencari rumput agar tidak membakar rumput kering. Tetapi cukup buat lubang di tanah. Rumput kering ditimbun dalam tanah. Jadi sekarang pencari rumput itu kalau naik sekalian membawa cangkul."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya