SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI – Pemerintah Kabupaten Wonogiri tidak akan mengeluarkan Surat Ijin Keluar Masuk alias SIKM bagi pemudik di tengah pandemi Covid-19.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek), menegaskan kebijakan tersebut sudah dikoordinasikan sekaligus dikonsultasikan kepada jajaran Polres Wonogiri dan Kodim 0728 Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Jekek, jika Pemkab Wonogiri mengeluarkan SIKM, warga akan kesulitan ketika mengajukan permohonan. Sebab warga harus memenuhi beberapa persyaratan, termasuk hasil tes kesehatan. Selain itu warga juga harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Lirik Lagu Istighfar Sak Kuatmu - Didi Kempot

Jika memang terpaksa harus membuat, SIKM hanya diberikan kepada pemudik yang bertugas melayani masyarakat dan bekerja di struktur pemerintahan.

Sementara bagi pemudik yang mempunyai pekerjaan informal, seperti pedagang dan harian lepas tidak akan dilayani jika mengajukan SIKM di Wonogiri.

Jekek berharap warga yang berkeinginan kembali ke perantauan menahan diri lantaran saat ini kondisi belum normal.

"Jangan merantau dulu ke kota-kota besar, terlebih yang menjadi episentrum persebaran Covid-19. Dari pada disana belum ada kepastian, lebih baik di desa dulu," kata dia kepada wartawan di Pendapa Sekretariat Daerah Wonogiri, Minggu (31/5/2020).

Tangani Pasien Covid-19, Tenaga Medis Puskesmas Kedawung Sragen Diteror Via WA

Sebelumnya, Pemkab Wonogiri telah menglokasikan secara khusus bantuan sembako dari provinsi bagi pemudik yang terdampak Covid-19. Jika masih ada pemudik yang belum terdata, maka akan mendapatkan bantuan sembako dari Pemkab Wonogiri.

"Salah satu tujuan bansos diperuntukkan untuk pemudik agar mereka tidak balik dulu ke perantauan, kami coba fasilitasi mereka," kata Jekek.

Perantau Wonogiri

Sementara itu Wakil Ketua Paseduluran Mudo-Mudi Wonogiri (Pandowo), Arahman Yuli Hananto, mengatakan warga Wonogiri khususnya anggota Pandowo, yang berada di kampung halaman sudah diimbau agar tidak kembali ke perantauan terlebih dahulu.

Pada dasarnya, menurut dia, warga yang berada di kampung halaman hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan perantau. Rata-rata mereka yang mudik ke Wonogiri merupakan warga yang sudah tidak bisa bekerja lagi.

2 Pria di Salatiga Positif Covid-19, Diduga Gegara Ronda

Sementara itu, warga yang masih mempunyai keterkaitan kerja tidak mudik. Karena libur Lebaran dialihkan di akhir tahun.

"Jika mereka pulang lebaran hanya habis waktu di jalan, karena liburnya singkat. Warga yang masih dikampung diharapakan tidak balik dulu ke perantauan," kata dia saat dihubungi Solopos.com.

Sementara itu berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanaganan Covid-19 Wonogiri, terjadi pengurangan jumlah pemudik di Wonogiri. Pada Rabu (27/5/2020), pemudik di Wonogiri berjumlah 59.534 orang. Sedangkan pada Sabtu (30/5/2020), jumlah pemudik di Wonogiri sebanyak 59.034 orang. Sehingga ada penurunan sebanyak 500 orang dalam waktu tiga hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya