SOLOPOS.COM - Puluhan pesilat yang bekerja sebagai TKI di Taiwan. (Facebook-Pramono Hadi)

Perguruan silat Madiun dari Setia Hati (SH) Winongo dan SH Terate hidup rukun di perantauan, Taiwan.

Madiunpos.com, MADIUN — Pengguna akun Facebook Pramono Hadi mengunggah foto puluhan orang berseragam baju serba hitam di grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun), Selasa (10/11/2015). Foto puluhan orang yang membawa tiga bendera, yakni Indonesia, Perguruan Setia Hati (SH) Winongo, dan Perguruan SH Terate itu ramai dikomentari para member Paguma.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di perantauan Taiwan tdk ada permusuhan antara SH Winongo Tunas Muda dan SH Terate. Mereka bersatu,” tulis Pramono Hadi menyertai unggahan foto puluhan orang yang tidak lain merupakan para tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan.

Pantauan Madiunpos.com di Facebook, unggahan tersebut disukai 292 akun Facebook dan mendapat 53 komentar. Sebagian besar komentar mengapresiasi sikap damai puluhan pesilat di perantauan.

Pengguna akun Facebook Satria Medhioen NolTelu menilai puluhan pesilat dari dua perguruan silat Madiun di Taiwan bisa damai karena mempunyai tujuan yang sama untuk mencari uang. “Usum e Golek duit mas n nambah seduluran,,,gak mandang dari A atau B,” kata Satria Medhioen NolTelu di dalam kolom komentar.

Senada, pemilik akun Facebook Paman Dhoblang menyebut para pesilat bisa tidak mendapat pekerjaan apabila tidak bersatu. “Ya mas neng perantauan trimo gegeran SH ya ra Mangan,” tanggap Paman Dhoblang.

Pengguna akun Facebook Sang Pengembara berharap tidak hanya di luar negeri, namun di mana saja para pesilat bisa damai. “Moga di mana pun tempatnya jg bersaudara,” jelas Sang Pengembara.

Pengguna akun Facebook Andir Ae menyebut pesilat dari perantauan akan tetap menjaga hubungan baik dengan pesilat lainnya meski telah kembali ke kampung halaman. “Tp nk neng prantauan ws akrab Insya Allag neng Indo yo ttep akrab mrgo nk neng prantauan ki pnak’e omong pmo mripate klilipen sing nyebul yo kancane kui dadi yo dadi kluarga,” komentar Andir Ae.

Pemilik akun Facebook Totok Sambring menilai warga perguruan silat Madiun yang melakukan kerusuhan atau pertikaian tidak pantas disebut pendekar. “Sing gegeram tanpa sebab kuwi durung patut disebut pendekar,” papar Totok Sambring.

Sementara itu, pengguna akun Facebook Sigit Susanto mengatakan pesilat di Madiun juga bisa akur. “Contone aq.. Serumah beda organisasi,” jelas Sigit.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya