SOLOPOS.COM - Penari dari Sanggar Soerya Soemirat membawakan Tari Bidadari Genit pada pergelaran bertajuk Duniaku Indonesia di Gedung Wayang Orang (GWO), Sriwedari, Solo, Minggu (10/11/2013) malam. Pergelaran tari tersebut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan dan menanamkan rasa cinta tanah air. (Maulana Surya/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Gedung Wayang Orang  Sriwedari, Solo, Minggu (10/11) malam tampak terisi penuh.  Pergelaran Tari Duniaku Indonesia yang  dihelat Grup Tari Kinarya Soerya Soemirat  menyedot antusiasme warga Solo meski sedari sore hujan deras mengguyur Kota Solo.

Pada bagian perdana, Kinarya Soerya Soemirat menggebrak dengan tari berjudul Indonesia Jaya yang disambungkan dengan tari Welcome to Indonesia. Tari Indonesia Jaya ini menggambarkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dengan merangkum beberapa unsur budaya yang berbeda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tepuk tangan penonton pun mengemuruh, sesaat selesainya tari pembuka ini. Sesaat, seisi gedung wayang orang ini lalu gelap. Dari balik tirai panggung tampak sepercik sinar dari lilin. Tembang Jawa mengalun merdu, tirai yang tertutup pun terbuka dengan masih mempertahankan kondisi gelap.

Lima penari putri keluar dengan membawa lilin di tangannya. Gerak tubuhnya menari dengan gemulai mengikuti alunan tembang. Seketika  seorang penari lelaki keluar dari balik panggung. Sorot lampu panggung pun mengarah pada sosok penari ini.

Lima penari putri dan seorang penari putra ini berpadu apik di panggung itu. Tak berapa lama, lima penari putri itu berlari ke belakang panggung mengambil kain jarit. Seketika  tembang Jawa itu pun berganti dengan alunan lagu pop modern.  Kain jarit itu menjadi peraga tari  berjudul Warso Rinenggo.

Warso Rinenggo merupakan nama yang diberikan Alm. G.P.H. Herwasto Kusumo, bercerita tentang beberapa gadis yang sedang membatik. Pesan yang terkandung dalam tarian ini yakni mencintai hasil budaya bangsa salah satunya batik.  Secara umum pergelaran tari  Duniaku Indonesia seluruhnya menampilkan tari kontemporer dengan aneka kreasi antara lain New Dadali dan Kabaret  Junior, Putri Tionghoa, Bidadari Genit, Tari Sabrak, Melati Suci, Greget Merah Putih, Tari Enggar-Enggar, Bidadari Timur, Pelangi Nusantara, M2B3, Untukmu Indonesiaku, dan Grand Final Duniaku Indonesia.

Salah seorang penonton, Ismaryono, mengungkapkan pergelaran ini memberikan hiburan yang menarik untuk keluarga.  Ia pun rela datang lebih awal sekitar pukul 07.00 WIB untuk dapat menikmati pergelaran ini bersama dua anaknya.

“Saya senang tari yang memadukan tradisi dan kontemporer, seperti tari Warso Rinenggo. Sentuhan modern dan Jawa dapat,” ujar warga RT001/RW 034, Kandang Sapi, Jebres ini.

Sementara itu, Pelaksana Humas Pergelaran Tari Duniaku Indonesiaku, Dasilva Aprianto, mengungkapkan bangga dapat menampilkan pergelaran tari dari grup Kinarya Soerya Soemirat kepada masyarakat. Diungkapkannya, sebanyak 70 persen bangku terisi oleh warga masyarakat Solo.

“Pergelaran ini sebagai ungkapan syukur juga bertujuan menanamkan rasa cinta tanah air serta beajar untuk berbagi dan peduli. Kami melakukan persiapan selama sebulan, hasilnya kami puas sekali,” ujar dia.

Apri mengungkapkan, penampilan ini digagas dari sebagai upaya mengakomodir keinginan anggota grup tari Kinarya Soerya Soemirat  untuk membuat pergelaran. Ihwal kentalnya nuansa pesan nasionalisme, ia mengungkapkan pesan tersebut merupakan ciri khas grup tari ini dalam mengedepankan keindonesiaan baik dalam pesan, musik, dan nuansa tariannya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya