SOLOPOS.COM - Kapolsek Tenayan Raya Kompol Manapar Situmeang saat membujuk perempuan depresi agar turun dari menara, Senin (17/1/2022). (foto:Antara/Tangkapan layar)

Solopos.com, PEKAN BARU — “Sayang ayo turun” yang diucapkan Kapolsek Tenayan Raya Kompol Manapar Situmeang, mampu mengubah segalanya.

Kalimat ajaib ini membuat seorang ibu rumah tangga yang depresi akhirnya turun dari menara sambungan untuk tegangan tinggi (Sutet) yang memiliki tegangan 150.000 volt dengan ketinggian 40 meter lebih di Kota Pekabaru.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Hal ini terjadi pada Julidar, 46, warga Jalan Cinta Budi Kelurahan Mentangor, Kecamatan Kulim Pekanbaru, Riau.

Julidar nekat memanjat tower Sutet yang ada sekitar Perum Hangtuah Cipta Residence Jalan Cinta Budi RT 02 RW 11 Kelurahan Mentangor Kecamatan Kulim itu, Senin (17/1/2022) sekitar pukul 05.10 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Berdalih Depresi, WNA di Magelang Simpan Puluhan Pil Psikotropika

Aksi ibu rumah tangga yang cukup membahayakan ini bukan kali pertama. Julidar diketahui telah tiga kali menaiki menara sutet. Yang bersangkutan diduga mengalami depresi sejak lama.

Segala upaya telah dilakukan untuk merayu Julidar agar turun. Namun, ucapan suami, hingga teriakan warga pun tak dihiraukan. Julidar mau turun dari atas tower sutet PLN bertegangan 150.000 volt tersebut asalkan Pak Polisi mau berteriak “sayang” kepadanya.

Melalui alat pengeras suara (toa), Kompol Manapar bereaksi dan mengucapkan, ‘Sayang ayo turun”, sebanyak dua kali, untuk membujuk Julidar. Sontak, ucapan Kapolsek Tenayan Raya itu membuat masyarakat bersorak.

Baca Juga: Tak Perlu Obat, 9 Makanan Ini Diyakini Bisa Usir Depresi

Mendengar suara Kompol Manapar menggaungkan kata sayang, Julidar akhirnya luluh. Petugas Damkar dan Basarnas Pekanbaru yang telah bersiaga langsung bergerak cepat naik ke atas tower untuk mengevakuasi. Julidar pun berhasil diturunkan dengan cara digendong petugas.

Aksi Kapolsek Tenayan Raya ini mendapat apresiasi dan pujian dari masyarakat, sehingga aksi nekat Julidar dapat digagalkan.

Kompol Manapar mengatakan proses evakuasi memakan waktu lama hingga tiga jam. Ini karena Julidar menolak untuk turun.

“Butuh tiga jam evakuasi dengan menerjunkan petugas dari Damkar dan Basarnas Pekanbaru,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya