SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban perdagangan manusia (Ilustrasi/acehtraffic.com)

Perdagangan manusia, 19 gadis menjadi korban trafficking di Kalimantan Timur.

Solopos.com, SOLO–Perdagangan anak di bawah umur dengan orientasi seksual menimpa belasan anak asal Soloraya. Mereka yang rata-rata seusia SMP dan SMA itu dipekerjakan di tempat hiburan malam di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com di Mapolresta Solo, Selasa (17/5/2016), terbongkarnya kasus perdagangan anak itu bermula ketika salah satu keluarga korban Kt, mengadukan anak gadisnya, Mr, 16, yang tak pulang sejak tiga bulan terakhir kepada aktivis Muslimat Nahdhtul Ulama (NU) Solo, Nur Hidayah Idris.

Hidayah bersama aktivis perempuan Solo lainnya lantas melaporkan masalah itu ke polisi pertengahan April lalu. Tak berselang lama, korban yang merupakan warga Kecamatan Serengan itu kembali ke rumah. “Dari keterangan korban inilah, polisi bergerak dan menangkap pasangan suami istri yang menjadi pelaku perdagangan anak itu. Mereka adalah Wisnu Subroto dan Indah Winarno, warga Palur Mojolaban,” ujar Nur pada sela-sela pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolresta Solo.

Berdasarkan keterangan korban, sambung Nur, sedikitnya ada 19 anak asal Soloraya yang dipekerjakan di sejumlah hiburan malam kawasan Barong Tongkol, Kutai Barat, Kaltim. Selain bekerja memandu tamu laki-laki yang karaoke atau menemani berbincang, mereka juga diminta melayani hasrat seksual para tamu dengan terlebih dahulu menenggak minuman keras. “Gajinya sebagai pemandu karaoke Rp70.000/ jam. Tapi kalau mau minum ditambah Rp50.000/ jam,” terang Nur.

Anak-anak tersebut, jelas Nur, mengaku tak berani pulang. Selain diawasi ketat oleh petugas, mereka juga takut keluar karena lokasi kafe berada di tengah-tengah hutan. “Mereka ditakut-takuti kalau berani keluar akan dibunuh orang suku pedalaman,” jelasnya.

Hasil pemeriksaan visum, kata Nur, korban mengalami kekerasan seksual di bagian vitalnya serta kekerasan fisik di tubuhnya. Pinggang korban memar karena kena pukul serta pernah muntah darah. “Kami juga telah melaporkan kasus ini ke ibu Khofifah [Ketua Umum Muslimat dan Menteri Sosial). Harapannya, segera ada penanganan serius.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya