SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Om Swastyastu

Om Ano Bhadrah Kratawo Yantu Wiswatah

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari semua sifat mulia yang harus dikembangkan paling penting adalah sifat kshama atau kesabaran dan ketabahan, yaitu; sifat pemaaf penuh kedamian, tetap tenang dalam situasi apapun dan senantiasa berbuat baik kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Kskama atau kesabaran  dan ketabahan adalah inti semua latihan rohani.

Dapat dikatakan kesabaran dan ketabahan adalah kemuliaannya orang mulia. Sesungguhnya kshama adalah: kebenaran, pengorbanan, dharma, veda, cinta kasih, tanpa kekerasan, balas kasihan, kebahagiaan dan kshama adalah segala-galanya. Tanpa rasa kshama sesungguhnya kita tidak mungkin menyadari kebenaran Atma yaitu kehadiran Tuhan/Brahman yang kekal abadi dan selalu bersinar dalam hati .

Apabila kita menganggap badan/stulasarira, yang berasal dari lima unsur alam yang tidak kekal (panca mahabhuta) sama kedudukannya dengan Atma, selama itu pula kita tidak mungkin menghayati ketuhanan dalam diri. Dengan berbagai cara dipergunakan untuk menjelaskan tentang Atma, tetapi hanya dapat dipahami melalui pengalaman langsung.  Demikian juga kita tidak akan dapat merasakan serta memahami atma yang tidak berwujud jika kita tidak melakukan latihan rohani dan berusaha mengerti sifat-sifat Tuhan.

Bagaimana caranya mencapai  kedamaian, atau keharmonisan dalam hidup yang selalu menjadi dambaan setiap orang dengan jalan menghilangkan kelemahan yang ada dalam diri,  seperti; kecemburuan,  kebencian,  kemarahan,  kesombongan, karena semua ini adalah merupakan pintu kehancuran dalam kehidupan, seperti yang dinyatakan dalam Bhagawad Gita sebagai berikut :” Vita raga bhaya krodha, manmaya mam upasritah, bahavo jnana tapasa, puta madbhavam agatah” (Bhagavad gita.IV.10). Artinya: terbebas dari hawa-nafsu, takut dan benci bersatu dan berlindung kepadaKu, dibersihkan kesucian budi-pekerti, banyak yang telah mencapai diriKu. “ Kama krodha viyuktanam, yatinam yatachetasan, abhito brahmaniruanam, vartate viditatmanam” (Bg.IV. 26). Artinya: Dia yang menguasai diri pribadinya, mengontrol pikirannya, bebas dari nafsu dan murka, mengetahui Atma ada di sekitar dirinya, mencapai nirwana bersatu dengan brahman.

Dalam Atmaprasangsya (Titib.2006.416) dijelaskan sebagai berikut;  Berawal dari seorang murid spiritual, yang telah  berubah statusnya menjadi Bhagawan penyarikan yaitu; suatu status yang telah mampu memperoleh visi Tuhan dan sudah bisa merealisasikan Tuhan dalam dirinya. Bhagawan penyarikan ini berguru pada orang suci yang bernama Sang Hyang Ratna Traya. Bhagawan Penyarikan mempelajari seluk beluknya manusia dari lahir, hidup dan mati;  perjalanan atma ketika meninggalkan badan, atma akan lahir kembali, bereinkarnasi berulang kali sesuai dengan karma bhandana atau karma wasananya.

Jika belum mengembangkan kesabaran dan ketabahan, kita tidak akan merasa bahagia serta tidak merasakan kedamaian hidup. Tanpa kesabaran dan ketabahan mungkin kita akan menempuh jalan yang salah. Karena itu penting sekali engkau menyadari gunanya kesabaran dan ketabahan. Segala pendidikan, kekuasaan, dan kemasyuran yang engkau peroleh tidak akan ada gunanya bagi kita bila tidak memiliki kesabaran dan ketabahan. Banyak orang berhasil mencapai hal-hal yang hebat, karena Tapa, Brata-Yoga dan Samadhi. Namun banyak penguasa yang gagal, banyak pemimpin gagal dan ilmuwan gagal karena kurang kesabaran dan ketabahan seingga kehilangan martabatnya. Kesabaran dan ketabahan merupakan permata yang indah berkilauan yang menghiasi diri kita. Jika sifat itu hilang. menderita berbagai masalah dan kesedihan. Sifat kesabaran dan ketabahan harus dimiliki jika manusia tidak punya sifat seperti ini maka manusia cepat atau lambat akan mengalami kehancuran.

Dalam semesta ini ada tiga hal penting yaitu: pohon, sungai dan sapi. Tanpa pohon, sungai, sapi dan umat manusia tidak akan berfungsi dengan baik. Bagai manapun kekejaman yang dilakukan manusia terhadap pohon dengan merusak semena-mena, tetapi pohon  melindungi manusia dari hujan, dari teriknya panas matahari. Pohon tiada hentinya berbuat untuk manusia dengan memberikan; buah, kembang/bunga, kayu bakar dan bahan-bahan untuk rumah, walaupun sebagai balasan manusia merusak pohon. Begitu pula dengan sungai, betapapun pencemaran dilakukan oleh manusia, bagaimanapun cara orang memanfaatkan sungai tanpa rasa terima kasih kepadanya, sungai tetap mengalirkan airnya ke laut yang merupakan tujuan dan rumahnya. Apakah kita  menggunakan air  untuk kebaikan atau kejahatan, air tidak peduli akan selalu memberikan kehidupan. Selanjutnya sapi, sapi tidak saja memberikan susu kepada anaknya saja, melainkan  memberikan kepada umat manusia, pendek kata seluruh hidupnya diabdikan kepada manusia. Namun apa balasan manusia kepada sapi pernahkan kita merenungkannya.

Kita harus memiliki kesabaran dan ketabahan, tetapi sekaligus harus tahu dalam keadaan apa dan dengan cara bagaimana menggunakannya. Kita harus menggunakannya kesabaran dan ketabahan dalam latihan rohani dan untuk mengendalikan perkataan bila kita terbawa ingin menggunakannya tanpa pikir terhadap orang lain. Kita harus  menggunakan ketabahan untuk mengendalikan sifat buruk, yang dapat menghambat tercapainya tujuan spiritual. Kita harus sabar dan tabah dalam berbagai keadaan tertentu sebagai ujian.  Bagi abdi Tuhan kesabaran dan ketabahan sangat penting. Hanya setelah kita mencapai kesabaran dan ketabahan kita akan mampu memahami prinsip spiritualitas dan ketuhanan yang sejati. Maka akan mencapai hidup harmoni lahir dan batin dengan kata kunci sabar tan batah dalam berbagai hal.

Om Santi Santi Santi Om.

I Nyoman  Warta

Dosen  Sekolah Tinggi Hindu Dharma Jawa Tengah Klaten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya