SOLOPOS.COM - Warga Wonogiri saat menjalani vaksinasi di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Rabu (25/8/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI—Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Wonogiri ditarget kelar tiga pekan ke depan. Hal ini menilik pencapaian vaksinasi yang sudah sebesar 54,61% dari target hingga Minggu (26/9/2021). Namun demikian, percepatan program vaksinasi ini masih menemui sejumlah kendala, seperti kurangnya sumber daya manusia (SDM) vaksinator hingga jaringan internet untuk verifikasi dan input data penerima vaksin.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan pihaknya menyiapkan langkah strategis untuk merampungkan vaksinasi sesuai target. Dalam hal ini, ia melakukan penjadwalan ulang, kesiapan SDM vaksinator, data, dan stok vaksin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada beberapa poin yang kami cermati, termasuk ada perbaruan jadwal, verifikasi dan validasi [verval] data. Kalau soal stok vaksin cukup, ada 336.000 dosis. Kami pastikan tiga pekan ke depan vaksinasi sesuai target herd immunity di Wonogiri [855.663],” ujar dia, saat ditemui wartawan, Senin (27/9/2021).

Baca Juga: PTM di Wonogiri Tunggu Vaksinasi Siswa dan Guru Rampung

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan data yang dihimpun dari situs resmi Pemkab Wonogiri (wonogirikab.go.id/informasi-corona) per Minggu (26/9/2021), vaksinasi Covid-19 di Wonogiri mencapai 467.315 dengan persentase 54,61%. Persentase tersebut dari target herd immunity sebanyak 855.663 sasaran vaksinasi.

Pemkab Wonogiri mengebut vaksinasi di setiap kecamatan. Targetnya 1 pendapa kecamatan bisa menggelar vaksinasi 600 orang per hari pada Senin – Sabtu. Target tersebut secara umum, artinya mereka yang divaksin bisa anak sekolah hingga masyarakat umum.

Cara ini dipilih lantaran sebelumnya vaksinasi dilakukan berbasis kelompok atau klaster. Namun demikian, langkah tersebut menimbulkan masalah baru lantaran misalnya, jumlah siswa antarwilayah berbeda.

Baca Juga: Harga Cabai dan Bawang Putih di Wonogiri Naik Tipis

 

Satu Pintu

“Maka sekarang, strategi kami ubah. Yang ditentukan adalah target minimal terpenuhi terhadap siapa yang mau disasar. Mereka yang divaksin yang memenuhi kriteria di atas 12 tahun. Mekanismenya adalah masyarakat umum berkoordinasi dengan perangkat desa dan kelurahan. Dari usulan-usulan itu, kami minta desa melampirkan target berapa, yang diusulkan berapa, yang belum berapa. Dengan begitu akan benar-benar termonitor pergerakan warga yang sudah tervaksin,” papar dia.

Di sisi lain, Pemkab Wonogiri tidak akan menambah sentra vaksinasi. Hal ini lantaran terkendala jumlah SDM vaksinator. Maka dari itu, vaksinasi dipusatkan di kantor kecamatan masing-masing.

Vaksinasi tidak dilakukan di Puskesmas lantaran berpotensi menimbulkan kerumunan baru. Selain itu, infrastruktur pendukung untuk percepatan vaksinasi dinilai kurang mendukung. Sedangkan terkait opsi vaksinasi door to door juga sulit diterapkan mengingat kondisi geografis Wonogiri.

Baca Juga: Lebihi Target, Vaksinasi di Boyolali Capai Lebih 50%

Vaksinasi di Wonogiri dilakukan satu pintu oleh Pemkab Wonogiri. Pada pelaksanaannya, pihaknya bersinergi dengan jajaran TNI/Polri yang tergabung di dalam Satgas Covid-19 Wonogiri. Ia mempersilakan pihak ketiga yang ingin membantu percepatan vaksinasi di Wonogiri, tetapi mereka mesti berkoordinasi dengan Pemkab khususnya soal integrasi data.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Paranggupito, Warno, menambahkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di wilayahnya memang belum maksimal. Hal ini lantaran adanya sejumlah kendala, pertama, minimnya SDM vaksinator, kedua, kendala sinyal internet.

Warno menyebut listrik padam sempat mengganggu pelaksanaan vaksinasi di pendapa Kecamatan Paranggupito sebanyak dua kali. Sebenarnya, kecamatan memiliki genset untuk mengatasi listrik padam, tetapi hanya bisa digunakan untuk lampu, sementara untuk laptop dan peranti elektronik tidak bisa lantaran daya yang tak stabil.

Baca Juga: Jekek Lanjutkan Program Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Wonogiri

“Jadi kadang-kadang di kecamatan lain jumlahnya bisa mencapai 600 per hari, di kami 300-400 per hari. Selain itu, sempat ada opini soal dampak buruk vaksin sehingga warga enggan vaksin. Tapi, kami lakukan edukasi dan sosialisasi sehingga sekarang ini antusiasnya bagus,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya