SOLOPOS.COM - Sejumlah Anak Buah Kapal (ABK) warga negara Myanmar, Laos, dan Kamboja yang bekerja di PT. PBR Benjina tiba di PPN Tual, Maluku, Sabtu (4/4/2015). Sebanyak 323 ABK diangkut menuju ke Tual dengan pengawalan KRI Pulau Rengat dan Kapal Pengawas Hiu Macan 004 sambil menunggu proses pemulangan oleh pihak Imigrasi. (JIBI/Solopos/Antara/Humas Kementerian Kelautan Perikanan)

Perbudakan Benjina menjadi perhatian setelah diberitakan media asing.

Solopos.com, TUAL – Sebanyak 136 anak buah kapal (ABK) asal Thailand dievakuasi dari Benjina, Kepulauan Aru, Maluku, ke Pelabuhan Perikanan Tual dengan menggunakan Kapal Feri Lobster milik ASDP Tual.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Setiba di dermaga feri Kota Tual, para ABK asing itu langsung dibawa ke tempat penampungan di PPN Tual.

Kepala Imigrasi Kelas II Rudiara R. Kosasih, saat dimintai konfirmasi di Tual, Jumat (29/5/2015), mengatakan 136 warga Thailand itu bagian dari 677 ABK asal Negeri Gajah Putih yang sedang diupayakan evakuasinya ke Tual, untuk kemudian diurus deportasinya ke negara asal.

“Mereka kami evakuasi dari Benjina kemarin [Kamis, 28/5/2015],” kata dia.

Ia mengungkapkan tim evakuasi terdiri dari satgas Imigrasi Tual, Mabes Polri dan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dari 677 ABK asal Thailand itu sebanyak 178 sudah dievakuasi ke Tual, tetapi 88 orang di antaranya sudah dideportasi ke negara asal mereka dalam tiga hari terakhir ini.

Untuk diketahui, para ABK asing itu meminta pemerintah Indonesia memulangkan mereka ke negara asalnya karena tidak tahan diperbudak oleh PT. Pusaka Benjina Resources, tempat mereka bekerja selama ini.

Kasus perbudakan itu sendiri terungkap setelah Associated Press (media AS) merilis laporan berjudul “Was Your Seafood Caught By Slaves?” Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Bareskrim Polri, diduga kuat telah terjadi praktik perdagangan manusia di Benjina, dan sejauh ini sudah tujuh orang ditetapkan sebagai tersangka.

Dugaan praktik perdagangan manusia itu juga membuat 45 ABK asal Myanmar belum bisa dideportasi, setelah polisi memeriksa mereka untuk memperoleh keterangan dan kesaksian seputar dugaan tersebut.

Saat ini, di PPN Tual masih terdapat 259 warga Thailand, Myanmar dan Laos.

Terhitung sejak 4 April 2015, jumlah ABK asing asal Thailand, Myanmar, Kamboja dan Laos yang berhasil dievakuasi ke Tual sudah berjumlah sekitar 750 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya