SOLOPOS.COM - Perbankkan Syariah (Dok/JIBI)

Perbankan syariah di Solo tetap tumbuh positif meski kondisi ekonomi sedang lesu.

Solopos.com, SOLO — Kinerja perbankan syariah di Soloraya tumbuh positif meski kondisi ekonomi sedang lesu.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Pertumbuhan positif ini ditunjukkan dari berbagai aspek, seperti aset, dana pihak ketiga (DPK), kredit, dan non performing financing (NPF) atau kredit bermasalah.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Triyoga Laksito, menyampaikan di Soloraya terdapat delapan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) dan 12 bank syariah.

Dari 20 bank tersebut, tercatat hingga Juli, total aset naik 15,7% jika dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy) dari Rp4,37 triliun menjadi Rp5,05 triliun atau naik 6,45% dari Januari (year to date/ytd).

DPK mengalami kenaikan menjadi Rp3,22 triliun dari Rp2,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu atau sekitar 24,5%.

Meski ekonomi saat ini sedang lesu, penyaluran kredit juga masih positif, yakni naik 12,29% dari Rp3,94 triliun menjadi Rp4,42 triliun. Jumlah rekening juga meningkat 11,74% menjadi 374.512 rekening dari 335.162 rekening.

“Kemungkinan di semester II ini kinerja perbankan akan terus membaik karena ekspansi usaha maupun kegiatan pemerintah semakin meningkat dan berpengaruh pada pergerakan ekonomi. Triwulan pertama biasanya aktivitas ekonomi menurun yang berpengaruh pada penurunan kinerja perbankan,” jelas laki-laki yang akrab disapa Yoga ini saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/9/2015).

Financing to deposite ratio (FDR) dari 151,96% pada Juli 2014 menjadi 137,06% pada Juli tahun ini. Dia menjelaskan penurunan FDR menunjukkan perbaikan kinerja perbankan karena idealnya FDR berada di kisaran 85% karena berarti perbankan tersebut mampu memenuhi kebutuhan dananya sendiri tanpa bergantung pada bank lain.

Selain itu, NPF juga terus membaik dari 2,31% menjadi 2,02% (yoy). Hal ini memang berbeda dengan kinerja BPR dengan non performing loan (NPL) 6,69%.

Pengawas Senior selaku Wakil Kepala OJK Solo, Bambang Triono, mengungkapkan perbaikan NPL ini dipengaruhi beberapa hal, diantaranya ekspansi usaha yang dilakukan dan perbaikan penagihan.

Apalagi rata-rata operasional BPRS belum lama sehingga maintenance nasabah lebih mudah karena jumlahnya belum banyak.

“Selama ini pertumbuhan perbankan syariah memang masih kalah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional karena jumlah nasabahnya dan kantor layanan yang masih terbatas sehingga jangkauannya belum luas,” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya