SOLOPOS.COM - Perbankkan Syariah (Dok/JIBI)

Perbankan syariah di Solo selama 2015 dinilai stagnan kinerjanya.

Solopos.com, SOLO Market share perbankan syariah di Soloraya pada 2015 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni di kisaran 7%. Penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif tapi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menurun hingga November 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Triyoga Laksito, mengatakan market share perbankan syariah di Soloraya sebanyak 7,3% hingga November dengan total aset mencapai Rp5,4 triliun. Meski capaian tersebut tidak jauh berbeda dengan market share pada tahun tahun lalu tapi kinerja ini masih tetap lebih baik jika dibandingkan secara nasional yang hanya di kisaran 5%.

Berdasarkan kinerja perbankan syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) tercatat hingga November, pembiayaan tumbuh 15,72% jika dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy) sedangkan realisasi DPK turun 34,43% tapi dari sisi rekening tetap tumbuh 11,47%.

BI mencatat financing to deposite ratio (FDR) atau rasio pembiayaan terhadap pendanaan cukup besar, yakni mencapai 256,55%.

“Selama ini pembiayaan dari perbankan syariah masih bergantung dari kantor pusat karena DPK yang dihimpun hanya sekitar 40% dari dana pembiayaan yang disalurkan ke nasabah,” ungkap laki-laki yang akrab disapa Yoga tersebut.

Dia mengungkapkan penurunan DPK dinilai akibat kegiatan musiman, seperti haji dan Lebaran sehingga banyak nasabah yang mengambil dananya. Dia mengatakan non performing financing (NPF) atau kredit bermasalah cukup baik, yakni 1,81%.

Namun kinerja perbankan syariah yang tumbuh baik adalah bank umum syariah dan unit usaha syariah milik bank umum sedangkan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) pertumbuhan kecil. Aset BPRS juga minim jika dibandingkan dengan bank syariah lain, yakni hanya 3,41% dari total aset perbankan syariah dengan nilai Rp178,2 miliar. Aset BPRS sejak November 2014 tercatat cenderung sama.

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Wisnu Untara, mengungkapkan selama ini pertumbuhan bank syariah masih kalah jika dibandingkan dengan bank konvensional sehingga membuat seolah bank syariah stagnan.

Dia mengatakan masyarakat yang belum sepenuhnya percaya dengan bank syariah yang membuat pertumbuhan bank syariah tidak bisa maksimal meski Indonesia memiliki jumlah muslim terbesar di dunia.

Dia menilai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak akan berdampak langsung dalam peningkatan kinerja bank syariah. Menurut dia, yang berdampak adalah kebijakan pemerintah yang mengatur mengenai bank syariah.

Dia mengungkapkan selama ini bank syariah tumbuh tanpa campur tangan pemerintah, tidak seperti di Malaysia yang didorong dengan bermacam regulasi sehingga mampu berkembang secara maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya