Solopos.com, SRAGEN — Jebolnya tanggung Bengawan Solo di RT 022 dan RT 023 Dukuh Wirorejan, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, langsung mendapat atensi dari pihak terkait. Camat Masaran, Suratman, bersama Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen, dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) telah mengadakan rapat koordinasi sembari survei di lokasi tanggul yang jebol itu.
Petugas Operasional dan Pemeliharaan BBWSBS, Wijiyono, menjelaskan dari hasil rapat, penanganan yang akan dilakukan masih bersifat darurat. Yakni dengan membuat tanggul darurat menggunakan karung berisi material pasir atau tanah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dia menyampaikan BBWSBS membantu 200 lembar kantung pasir berukuran jumbo. Selain itu Wijiyono mengatakan BBWSBS juga akan menerjunkan alat berat untuk pengisian sand bag jumbo. “Untuk penjagaan alat berat itu diserahkan ke desa. Sedangkan untuk penanganan permanen masih dikoordinasikan dulu,” katanya.
Baca Juga: Tanggul Jebol, 120 Keluarga di Pilang Sragen Terancam Banjir
Camat Masaran, Suratman, mengatakan debit air Bengawan Solo terus dipantau dengan bantuan sukarelawan BPBD. Dia mengatakan kondisi elevasi Bengawan Solo saat ini masih aman. Dia meminta BBWSBS mengalokasikan anggaran untuk pembangunan tanggul permanen pada 2022 mendatang karena kalau menggunakan dana 2021 tidak mungkin mengingat sudah akhir tahun.
“Saya lihat warga juga mulai berkemas untuk jaga-jaga bila air datang tiba-tiba. Beberapa barang elektronik sudah dititipkan ke saudara di lokasi aman. Barang-barang lainnya sudah diamakan. Mereka mengantisipasi mandiri terhadap potensi banjir,” jelasnya.