SOLOPOS.COM - Perayaam HUT ke-22 Pasoepati. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO — Pendukung Persis Solo, Pasoepati, merayakan Hari Ulang Tahun ke-22 Pasoepati pada Rabu (9/2/2022). Perayaan ulang tahun bertema Bangga Jadi Pasoepati itu digelar sangat sederhana oleh beberapa pengurus dan anggota Pasoepati di Museum Titik Nol Pasoepati, Nusukan, Banjarsari, Solo.

Dengan memakai pakaian serba merah, Pasoepati merayakan ulang tahun dengan prosesi pemotongan tumpeng. Mereka lantas berdoa bersama di lokasi yang merupakan tempat bersejarah berdirinya Pasoepati itu. Para anggota Pasoepati juga membawa poster foto pemain Persis Solo yang sukses membawa Persis Solo ke Liga 1 pada musim ini.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Tak ketinggalan, anthem Satu Jiwa dikumandangkan sebelum acara dimulai. Perayaan ulang tahun kali ini menjadi perayaan kedua di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Turnamen Sepak Bola Wartawan di Solo, Gibran: Sing Penting Gayeng!

“Ini kan masih pandemi, jadi kami rayakan dengan sederhana. Ini sudah kali kedua, kalau tidak pandemi acara biasanya di tempat terbuka dan ada pentas musik. Jadi kami rayakan dengan sederhana,” kata Presiden Pasoepati, Maryadi Suryadharma Gondrong, saat dijumpai wartawan.

Ia memohon maaf kepada seluruh anggota Pasoepati di wilayah karena ulang tahun dirayakan sederhana. Hal itu dikarenakan seluruh elemen harus mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah demi memutus mata rantai Covid-19.

“Kami ingin Pasoepati tetap menjadi suporter kreatif tanpa ada pandangan rusuh dan gaduh. Harapan kami Pasoepati tetap bersinergi dengan manajemen, mendukung Persis Solo. Manajemen sekarang ini punya ide-ide cemerlang,” kata Maryadi.

Ia menambahkan setelah perayaan ini, Pasoepati akan menggelar bakti sosial (baksos) ke beberapa panti asuhan. Dalam ulang tahun kali ini, Pasoepati juga telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA). Hingga saat ini sudah ada ribuan anggota Pasoepati memiliki KTA.

Perdamaian Antarsuporter

Pasoepati turut menggelorakan persaudaraan dan perdamaian kepada para suporter lain di Indonesia. Tak terkecuali dengan para pendukung PSIM Jogja yang merupakan rival Persis Solo. Maryadi Gondrong menyebut perdamaian dengan Jogja merupakan sebuah proses alami. Ia mengakui menyatukan suporter Solo dan Jogja bukan perkara mudah dengan perbedaan latar belakang.

Presiden pertama Pasoepati, Mayor Haristanto, berpesan bahwa Pasoepati memiliki pekerjaan rumah besar yakni merukunkan suporter Solo dan Jogja. Jelang Derbi Mataram Liga 2 beberapa waktu lalu, Wali Kota Solo dan Jogja sudah saling berkunjung. Hal itu bisa digunakan untuk sama-sama melihat ke depan dan melupakan masa lalu.

Baca Juga: Dika Kuswardani, Wonderkid Sukoharjo yang Bermimpi ke Piala Dunia

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pembentukan Pasoepati berawal dari surat pembaca di Harian Umum Solopos. Saat itu, Mayor Haristanto ingin bertukar gagasan dengan para koordinator fans Pelita Solo dengan undangan melalui surat pembaca. Pasoepati berdiri pada Rabu Legi 9 Februari 2000 di Griya Reka Grupe Mayor Jl. Kolonel Sugiyono No. 37, Nusukan, Banjarsari, Solo, atau yang saat ini dikenal sebagai Museum Titik Nol Pasoepati.

Mayor Haristanto merupakan penggagas awal Pasoepati. Sedangkan nama Pasoepati dicetuskan oleh Suwarmin yang kini menjabat sebagai Direktur Bisnis dan Konten Solopos Media Group.

Berikut nama-nama pendiri Pasoepati, Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo Putranto, Denny Nur Cahyanto (Dencis), Denny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi Pete, Mayor Haristanto, Aulia Suryo Haryo, Siswanto, Sukirno, Supriyadi Ateng, Suwarmin, Tommy, Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya