SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Solopos.com, JAKARTA — Konflik Rusia dan Ukraina menambah beban perekonomian global untuk dapat pulih, setelah terlebih dahulu terpukul oleh pandemi Covid-19.

Akibat perang itu, upaya pemulihan ekonomi harus bertambah hingga dua bahkan tiga kali lipat.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seminar Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth.

Seminar yang menjadi bagian dari rangkaian pertemuan G20 itu berlangsung pada Rabu (11/5/2022) petang.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, pandemi Covid-19 menambah kompleksitas masalah perekonomian global, setelah adanya tantangan dari dampak perang dingin Amerika Serikat dan China pada 2019. Pemulihan ekonomi dunia pun berada dalam kondisi yang rentan.

Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Buat Pajak Karbon, Apa Itu?

Keadaan itu semakin rumit ketika konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina pecah. Harga energi melonjak, harga komoditas terkerek naik, perdagangan dan perekonomian global pun terganggu, bahkan kini terjadi inflasi yang cukup tinggi di berbagai belahan dunia.

“Konflik geopilitik menciptakan tantangan yang lebih bagi pemulihan kita,” ujar Sri Mulyani pada Rabu.

Dia menyebut bahwa pemulihan ekonomi saat ini membutuhkan usaha yang sangat besar, tak cukup dengan langkah biasa. Upaya pemulihan ekonomi pun memerlukan langkah bersama secara globa, di antaranya melalui forum ekonomi seperti G20.

“Oleh karena itu, presidensi G20 Indonesia berupaya agar tercapai recover together, recover stronger, sehingga usaha kita harus menjadi double, atau bahkan triple,” katanya.

Baca Juga: Sri Mulyani Kembali Jadi Menteri Keuangan Terbaik Sewilayah Asia-Pasifik

Menurutnya, dalam kondisi yang sulit ini seluruh negara harus dapat memastikan kelompok masyarakat paling rentan dan paling tidak terjangkau dalam layanan keuangan mampu bangkit dari tekanan ekonomi.

Sri Mulyani memandang bahwa kelompok itu terdiri dari para perempuan, anak muda, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sebelumnya, Sri Mulyani meminta aparatur Sipil Negara dalam jajaran Kementerian Keuangan diminta untuk bersungguh—sungguh mengawal pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung.

Hal itu diungkapkan Menkeu dalam acara Silaturahmi Daring Idulftri 1443 H bersama jajaran Kemenkeu yang dikutip Rabu. Dia mengatakan sinyal pemulihan ekonomi telah terlihat sejak tahun lalu.

Baca Juga: Begini Alasan BI Merevisi Angka Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2022

Untuk itu, dia berpesan agar seluruh jajaran di Kementerian Keuangan meningkatkan fokus mengawal pemulihan ekonomi.

“Mengawal pemulihan ekonomi tidak selalu mudah dan mulus, mengembalikan lagi kesejahteraan masyarakat kita sehingga mereka terus membaik, dan terus memperbaiki perekonomian Indonesia sehingga kita mampu untuk bertahan karena dunia ini sekarang sedang mengalami guncangan krisis yang tidak mudah,” ujar Sri Mulyani, dikutip dari situs Kemenkeu.

Sri Mulyani menyebut bahwa tugas para aparatur Kemenkeu masih sangat menantang, baik hari ini maupun ke depannya. Utamanya karena kondisi ekonomi masih diliputi ketidakpastian.

Oleh karena itu, dia berpesan seluruh pegawai Kemenkeu berkontribusi menghadapi tantangan global yang berimbas pada makroekonomi. Tantangan itu turut memengaruhi keuangan dan ekonomi negara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya