SOLOPOS.COM - Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy (tengah), saat menghadiri konferensi pers peluncuran New Cayla di Hotel Ciputra, Kota Semarang, Selasa (17/9/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG – Kondisi industri otomotif, terutama merek Toyota, rupanya tak hanya terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi ini juga terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Hal itu diungkapkan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota di Indonesia, Anton Jimmi Suwandy.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Jimmi penurunan penjualan produk Toyota juga terjadi secara nasional. Penurunan tak hanya terjadi di segmen multi purpose vehicle (MPV), tapi juga di kelas hatchback, dan niaga.

“Untuk segmen MPV secara nasional turun 11%, hatchback 17%, dan niaga 18%. Tapi, di segmen SUV [sport utility vehicle] dan sedan justru naik di angka 13%,” ujar Jimmi saat dijumpai wartawan seusai acara peluncuran produk terbaru Toyota, New Calya, di Mal Ciputra, Kota Semarang, Selasa (17/9/2019).

Jimmi menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya industri otomotif di Tanah Air. Salah satu penyebab adalah dampak perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang mempengaruhi kondisi perekonomian global.

“Baik IMF dan bank-bank dunia juga sudah menyebutkan jika dampak perang dagang China dan AS itu membuat perekonomian global tidak stabil. Indonesia yang pertumbuhan ekonomi diklaim naik 5% juga belum sesuai ekspektasi. Kondisi itu tentunya juga berdampak bagi industri otomotif di Indonesia,” jelas Jimmi.

Selain dampak perang dagang China dan AS, turunnya penjualan Toyota menurut Jimmi juga dipengaruhi semakin dewasanya masyarakat dalam menentukan pilihan produk yang dibeli.

“Ada fenomena customer itu sekarang banyak yang menunda atau menunggu melakukan pembelian. Mereka memilih untuk menunggu produk yang diinginkan dan tidak tergesa-gesa,” ujar Jimmi.

Sementara itu, diisinggung tentang turunnya market MPV Toyota, Jimmi menilai hal itu bukan disebabkan mulai beralihnya pangsa pasar MPV di Tanah Air. Jimmi menilai turunnya market MPV lebih dikarenakan suplai produk dari Toyota yang pada awal tahun ini sedikit terlambat.

“Kita kan launching produk MPV terbaru, Avanza, pada tahun ini telat. Jadi suplai ke distributor pada Januari-Februari kemarin tidak optimal. Baru setelah Maret, kita bisa suplai secara optimal, sekitar 8000-an unit ke distributor,” ujar Jimmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya