SOLOPOS.COM - Tangkapan layar kegiatan Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) secara daring melalui zoom meeting, Kamis (23/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Kasus stunting di Kota Salatiga berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga pada operasi timbang bulan Februari 2021 tercatat ada 930 bayi stunting dan atau prevalensi stunting sebesar 10,48%.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Drs. Daru Purnomo M.Si mengatakan stunting tidak hanya dikarenakan persoalan kemiskinan yang menjadi penyebabnya, tetapi juga faktor lainnya seperti pola asuh tidak benar, perkawinan usia anak dan pemahaman masyarakat tentang stunting masih rendah.

Melalui kegiatan Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting, Kamis (23/12/2021), Daru memaparkan mengenai kasus akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK) itu.

Baca juga: Kenalkan Nilai Creative Minority Sejak Dini, Ini Strategi UKSW Salatiga

Diseminasi yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa Fiskom ini merupakan bagian dari kegiatan PkM Pendampingan dan Penguatan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting Melalui Pembelajaran Lapangan Terpadu sebagai Perwujudan Program Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Kota Salatiga.

Daru Purnomo menyebut PkM yang diketuainya ini didukung oleh mahasiswa lintas program studi di Fiskom yang mengikuti kegiatan Pembelajaran Lapangan Terpadu dan juga dosen, dan pendamping lembaga mitra, di bawah koordinasi Biro Pengabdian Masyarakat (BPM) UKSW.

Pembelajaran Lapangan Terpadu

Dilaksanakan pada pekan pertama sampai ketiga Desember 2021, kegiatan PkM ini dilaksanakan pada 7 kelurahan, yaitu Kelurahan Kauman Kidul, Kelurahan Pulutan, Kelurahan Kecandran, Kelurahan Blotongan, Kelurahan Kutawinangun Lor, Kelurahan Tegalrejo, dan Kelurahan Randuacir.

‘Tujuan dari PkM ini adalah untuk memberikan pendampingan dan penguatan masyarakat agar memiliki kemampuan dalam pencegahan stunting melalui Pembelajaran Lapangan Terpadu. Diharapkan dari kegiatan yang juga merupakan kolaborasi pentahelix yakni melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan juga pers ini mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat apa yang menjadi penyebab permasalahan stunting di masing-masing kelurahan dan juga semakin kuatnya kelembagaan di tingkat basis yang akhirnya menjadi suatu gerakan yang bersinergi,” jelas Daru.

Baca juga: Seru, Peserta OMB UKSW Dapat Info Detail tentang LK hingga Akademik

Dijabarkan Daru Purnomo, berbagai kegiatan seperti advokasi, sosialisasi dan edukasi dalam pencegahan stunting, penguatan kapasitas kelembagaan tingkat basis seperti PKK, Kelurahan Siaga (KELSI), Karang Taruna, dan Forum anak di berbagai kelurahan, pembuatan video campaign edukasi stunting untuk ibu-ibu dan remaja, membangun taman baca dan juga rumah data pencegahan stunting dan pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam rangkaian PkM ini.

“Sasaran dari kegiatan ini adalah kader PKK, kader Posyandu, kader KB, tokoh masyarakat, Kelompok Sayang Ibu (KSI), Kelsi atau Kelompok Kelurahan Siaga, Dawis, Forum Anak, Forum Remaja dan juga Karang Taruna. Kami juga melibatkan remaja karena kelompok ini merupakan kelompok yang paling tepat sebagai sasaran sosialisasi penyadaran pencegahan stunting. Mereka adalah calon-calon pencetak generasi berikutnya yang harus tahu tentang bahaya stunting dan bagaimana cara pencegahannya,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan Daru Purnomo, dari kegiatan sosialisasi pencegahan stunting yang dilakukan pada perwakilan pemuda remaja ini diharapkan dapat ditularkan ke teman-teman mereka, atau komunitas yang ada di lingkungannya.

Baca juga: 40 Mahasiswa UKSW dan Kamboja “Menjelajah” 3 Negara dalam 3 Hari

Daru menegaskan bahwa kegiatan yang mendapatkan bantuan pendanaan Program Penelitian Kebijakan MBKM dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2021 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini dilakukan dengan menyentuh akar permasalahan dan menyasar berbagai lapisan masyarakat yang memang berkaitan erat dengan upaya pencegahannya.

Rekomendasi
Berita Lainnya