SOLOPOS.COM - Irjen Kementerian Pertanian RI, Justan Ridwan Siagaan dan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo berusaha mengoperasikan rice transplanter atau mesin tanam padi di Bulak Wetan Kepek, Dusun Jimatan, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Selasa (2/2/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Perubahan peralatan tani dari tradisional ke modern diharapkan mendorong semangat anak muda untuk lebih suka bertani

Harianjogja.com, BANTUL--Perubahan peralatan tani dari tradisional ke modern diharapkan mendorong semangat anak muda untuk lebih suka bertani, yang saat ini petani muda masih tergolong sedikit.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut ketua kelompok tani Ngudi Rejo, desa Sumber Agung, Jetis, Suroto, hamabatan kegiatan pertanian di daerahnya yaitu tenaga tanam semakin berkurang. “Anak-anak muda sedikit sekali yang mau jadi petani, dengan berbagai alat modern semoga lebih minat bertani,” katanya.

Menurutnya dari hari ke hari tenaga petani yang tua juga berkurang. “Dengan alat transplanter untuk menanam dengan jajar legowo ini dirasa tidak terlalu membuang tenaga banyak untuk orang tua,”ujarnya.

Dengan luas penyusutan lahan sawah yang kurang dari 1% menurut Suroto sangat potensial untuk dikembangkan, dirinya juga meminta bantuan pendampingan dari pihak-pihak terkait alat pertanian modern.

Camat Jetis Endang Rahmawati mengatakan bahwa prinsip manual ke mekanik lebih menguntungkan. “Seperti yang dikatakan pak Suroto sekarang sangat sulit mencari tenaga buruh tanam, panen. Jadi ini sangat memungkinkan untuk mekanisasi,” katanya.

Dia mengatakan di Bulak Ancak, Blawong, Trimulyo, Jetis menerapkan sistem coorporate farming yang mencoba mengolah lahan dengan mekanik, dan manajemennya seperti perusahaan.

“Semua nanti dihitung hasil yang diperoleh, dibagi sesuai keluasan lahannya karena dihapusnya galengan dari masing-masing pemilik dan menjadi satu, kemarin udah panen ujicoba, sudah untung dan memenuhi target,” katanya

Endang mengharapkan adanya anak muda dalam pertanian dengan mekanisasi. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Keelautan, Perikanan Bantul Pulung Haryadi juga mengatakan salah satu alternatif solusi dalam kurangnya tenaga tani yaitu dengan mekanisasi dan membentuk taruna tani yang saat ini baru ada di lima kecamatan.

“Masih banyak anak muda yang menilai pertanian itu kotor, kecintaan terhadap sektor ini perlu ditingkatkan, itu mau beri motivasi bahwa pertanian usaha yang menjanjikan jika ditekuni,” kata Pulung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya