SOLOPOS.COM - Nur Handayani menunjukkan tas kreasinya di tempat produksi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen pada Jumat (16/9/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Merintis kerajinan tas anyaman dari plastik selama lebih dari 20 tahun, Nur Handayani, warga Dukuh Pucuk, Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen mampu berdayakan hampir 100 perempuan wilayah setempat.

Pemilik usaha Azalea Tas Anyaman tersebut mengatakan dalam satu hari bisa memproduksi 400-800 buah tas dengan berbagai jenis. Ada tiga jenis tas buatannya yaitu tas pasar/tradisional, tas modern, dan tas jali-jali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Untuk satu perajin, sehari bisa memproduksi lima hingga sepuluh tas pasar, tergantung tingkat keterampilan. Dalam 30 menit bisa jadi satu tas pasar, kalau tas modern pembuatannya memerlukan waktu tiga hingga empat jam,” terang Nur saat ditemui Solopos.com di rumahnya pada Jumat (16/9/2022).

Perbedaan jenis tas tersebut dilihat dari bahan yang digunakan. Tas pasar plastik yang digunakan lebih tipis daripada tas jali-jali. Untuk tas modern menggunakan bahan baku yang lebih tebal, serta dikombinasikan dengan kulit, furing, ataupun ritsleting sesuai dengan pesanan pembeli.

Baca Juga: Pemuda Masjid Desa Gabugan Sragen Rintis Kebun Kemanusiaan, Ini Istimewanya

Sebelum seperti sekarang, awalnya usaha Nur hanya membuat tas pasar yang dijual di sekitar tempat tinggalnya. Dalam dua tahun, permintaan pasar meningkat. Kini pasarnya tak lagi lokal Sragen, namun skala nasional bahkan internasional.

“Pembeli dari luar negeri, misalnya dari Jepang dan Denmark, tertarik karena dibuat dengan tangan atau handmade. Bahkan pembeli asal Jepang pernah datang ke sini langsung untuk melihat dan mencoba produksi tas,” ungkap Nur.

kerajinan tas anyaman plastik Sragen
Salah satu warga Jepang berkunjung ke rumah produksi tas anyaman plastik milik Nur Handayani di Desa Sepat, Kecamata Masaran, Kabupaten Sragen. (istimewa/Nur Handayani)

Harga tasnya dibanderol berbeda-beda tergantung jenis. Harga tas pasar dibanderol mulai Rp7.000/unit. Kemudian tas jali yang lebih tebal ia jual mulai dari Rp30.000/unit tergantung besar kecilnya.

“Untuk tas modern, mulai dari Rp100.000/unit hingga Rp200.000/unit, tergantung kesulitan dan modelnya. Tas anyam plastik modern biasanya dikombinasikan dengan furing dan bahan lainnya,” papar Nur.

Baca Juga: Dirikan Rumah Pintar, Cara Pemdes Jambeyan Sragen Asah Skill Warga

Kini, ia bisa mengantongi omzet Rp100 juta hingga Rp300 juta tiap bulannya. Produknya banyak dicari orang ketika Lebaran.

Bahan baku tas ia dapat dari pabrik-pabrik dari berbagai daerah, misalnya Ngawi, Malang, Magelang, dan Surabaya. Bahan baku tersebut dipasok tiap pekan.

Pangsa pasar tas buatan Nur telah merambah Jakarta, Bali, Bandung, dan lain-lain. Untuk ekspor, ia memanfaatkan tangan-tangan reseller.

Untuk memenuhi pesanan, ia mempekerjakan hampir 100 orang di sekitar rumahnya. Kebanyakan datang mengambil bahan baku dan dibawa pulang, kemudian ketika sudah jadi disetorkan kembali ke Nur.

Salah satu perajin, Indah, mengaku mampu memproduksi lima hingga sepuluh tas per hari. Ia sudah bertahun-tahun membuat tas sehingga cukup terampil dan cepat dalam proses produksinya. Jasa pembuatan satu buah tas dihargai mulai dari Rp2.500-Rp3.000.

Baca Juga: UNS Kerja Sama dengan Warga Karungan Sragen Olah Daun Nanas Jadi Kain

Nur sering mengikuti pameran-pameran kerajinan di Kota Solo. Para perajin tas di sekitar wilayahnya, ketika tertarik untuk membuat tas, maka akan diberikan pelatihan terlebih dahulu, serta ditujukan untuk semua kalangan mulai muda hingga lanjut usia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya