SOLOPOS.COM - Perajin gamelan, Sundoyo menunjukkan pesanan gamelan, Kamis (10/3/2022) di rumahnya, di Jatiteken, Laban, Mojolaban, Sukoharjo. (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Para perajin gamelan di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, tengah berhenti berproduksi disebabkan harga bahan baku semakin mahal. Selain itu, pesanan gamelan selama pandemi Covid-19 juga cenderung sepi.

Salah satu perajin gamelan di Dukuh Jatiteken, Laban, Sundoyo, 56, mengaku di desanya sedang sepi pembuatan gamelan, sebab harga bahan baku yang kian melejit. Sundoyo menambahkan selama pandemi pesanan gamelan cenderung sepi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kalaupun ada order, lanjut dia, saat ini pemesan tidak melakukan pembayaran di muka terlebih dahulu sehingga perajin cukup kerepotan untuk memutar roda perekonomian. Pasalnya, ungkap Sundoyo, satu set gamelan berbahan dasar perunggu bisa mencapai Rp450 juta sedangkan untuk satu set gamelan berbahan dasar besi seharga Rp80 juta.

Baca juga: Pengakuan Gamelan oleh UNESCO Dongkrak Harapan Perajin Wirun Sukoharjo

Pembuatan gamelan, kata dia, membutuhkan campuran antara tembaga dan timah. “Pembelian biasanya pengadaan barang dari pemerintah, nah dari pemerintah itu sekarang sistemnya tanpa DP [uang muka], padahal bahan itu mahal sekali. Timah dulu 1 kg harganya Rp300.000 sekarang bisa Rp500.000 lebih. Tembaga dulu 1 kg Rp75.000 sekarang ini Rp125.000,” kata Ndoyo, sapaan akrabnya, ketika ditemui Solopos.com di rumahnya, pekan lalu.

Menurut dia, modal yang kian naik tidak sebanding dengan permintaan dan harga jual. Pasalnya, dia juga harus membeli arang dari Mantingan, Jawa Timur, untuk proses pembuatannya. Hal itu pula yang membuat kerajinan gamelan kini kian kendur.

Bantuan Modal atau Pelatihan

Sundoyo berharap usaha kerajinan gamelan menjadi lebih ramai dan pemerintah memberikan bantuan entah dalam bentuk modal maupun pelatihan atau lainnya. Mengingat, saat situasi pandemi gelaran budaya apalagi hajatan yang mempertontonkan hiburan –salah satunya dengan gamelan– sangat dibatasi bahkan sempat tidak diperbolehkan, sehingga hal itu berpengaruh terhadap perajin gamelan.

“Tidak pernah ada bantuan modal atau apa pun dari pemerintah, padahal gamelan kan termasuk warisan budaya yang sudah diakui UNESCO, ya harapannya dari pemerintah kita lebih perhatian kepada gamelan, supaya kebudayaan ini tetap lestari,” katanya.

Baca juga: Perajin Batu Bata di Menuran Sukoharjo Sulit Dapatkan Tanah Liat

Dia menguraikan pemesan gamelan bikinannya berasal dari kawasan Soloraya serta Yogyakarta, namun umumnya mereka membeli secara bijian bukan satu set langsung. Sedangkan pembeli dari luar Jawa salah satunya dari Nusa Tenggara yang cenderung membeli gamelan berwarna hitam.

Ditemui terpisah, Kepala Desa Laban, Sugiyanto, 46, mengakui di Jatiteken terdapat 7 pengusaha gamelan baik yang berbahan besi, kuningan, maupun perunggu. Dia menambahkan pihak pemerintah desa telah berusaha mencari cara untuk kelestarian gamelan tersebut.

“Untuk melestarikan kebudayaan untuk karawitan, utamanya yang menggunakan gamelan, desa sudah berkoordinasi dengan lembaga pendidikan yang ada di wilayah desa untuk memasukkan ektrakurikuler karawitan sebagai kegiatan di sekolah,” kata pria yang juga pernah menjadi penempa gamelan selama 20 tahun itu.

Baca juga: 2021, Subsidi Modal untuk UMKM Sukoharjo Hanya Tersalur Rp628 Juta

Dia menguraikan dari usulan tersebut diharapkan akan ada pengadaan barang di sekolah-sekolah khususnya gamelan yang nanti penyerapannya bisa dari perajin disekitar desa. Selain itu, dia bercerita di desanya juga telah ada sanggar untuk berlatih karawitan.

“Kami harapkan dari pemerintah pusat memikirkan kelangsungan dari pengusaha-pengusaha gamelan itu, misalkan di wilayah Jawa Tengah, karawitan bisa dimasukkan ekstrakurikuler, otomatis nanti dari pemerintah kan membutuhkan peralatan itu. Dari sana kemudian akan bisa membantu perputaran perekonomian para pengusaha. Masalahnya di Dukuh Jatiteken masyarakat juga sangat menggantungkan perekonomian dari pembuatan gamelan itu,” kata Kades yang baru menjabat tiga tahun itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya