SOLOPOS.COM - Penemuan seekor penyu oleh warga di pesisir pantai selatan Kulonprogo kembali dilaporkan pada Jumat (26/11/2021). Sayangnya, saat dicek kondisi penyu sudah dalam posisi meninggal dunia. (Ist/Satlinmas Kulonprogo)

Solopos.com, KULONPROGO — Penemuan seekor penyu oleh warga di pesisir pantai selatan Kulonprogo, DIY, kembali dilaporkan pada Jumat (26/11/2021). Sayangnya, saat dicek ke lokasi oleh tim SAR setempat, penyu itu sudah mati.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulonprogo, Aris Widiatmoko, mengatakan seekor penyu jenis lekang yang dilaporkan oleh warga diketahui berada di sebelah barat pantai Labuhan, Kapanewon Temon, Kulonprogo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Lokasinya itu ada di selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Kondisi penyu saya cek dalam kondisi mati. Bangkai penyu pertama kali ditemukan oleh warga yang ingin memancing di sekitar lokasi ditemukannya penyu,” ungkap Aris pada Jumat.

Baca Juga: Cari Pakan Ternak, Pria di Kulonprogo Dilaporkan Hilang Misterius

Dikatakan Aris, penyu jenis lekang tersebut diketahui memiliki panjang sekitar 75-80 sentimeter, lebar sekitar 45 -50 sentimeter dan beratnya kurang lebih 40 kilogram. Penyebab kematian penyu diperkirakan karena usia usia yang sudah tua.

“Informasi kami terima sekitar jam 11.00 WIB. Namun menepinya saya kira sudah beberapa jam sebelumnya. Saat ini, kami sudah menguburkan bangkai penyu tersebut dan melaporkannya kepada BKSDA [Balai Konservasi Sumber Daya Alam]. Kami sudah tandai lokasi penguburan kalau nanti BKSDA DIY mau melakukan pemeriksaan,” ujar Aris.

Dikonfirmasi terpisah, Pegiat Lingkungan Kulonprogo, Saptono Tanjung, menjelaskan wilayah perairan di sebelah selatan Bandara YIA adalah kawasan teluk. Ombak di wilayah tersebut menarik kuat ke dalam. Alhasil, penyu yang melewati wilayah tersebut cenderung akan kelelahan dan kehabisan tenaga.

Baca Juga: Kulonprogo Punya Destinasi Wisata Paralayang, Bikin Adrenalin Terpacu

“Saya harap di wilayah selatan bandara YIA diadakan penelitian sehubungan dengan keberadaan flora dan fauna yang ada. Sehingga di kawasan tersebut mampu dijadikan sebagai ekosistem yang mengarah pada flora dan fauna esensial,” ujar Saptono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya