SOLOPOS.COM - Petugas Dokkespol mengeluarkan kantong berisi jenazah terduga teroris yang tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Senin (22/7/2013). Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris bernama Dayat dan Riza yang diduga merupakan anggota jaringan teroris Poso asal Medan, ketika penggerebekan di Tulungagung, Jatim. (JIBI/Solopos/Antara/M Risyal Hidayat)

Petugas Dokkespol mengeluarkan kantong berisi jenazah terduga teroris yang tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Senin (22/7/2013). Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris bernama Dayat dan Riza yang diduga merupakan anggota jaringan teroris Poso asal Medan, ketika penggerebekan di Tulungagung, Jatim. (JIBI/Solopos/Antara/M Risyal Hidayat)

Petugas Dokkespol mengeluarkan kantong berisi jenazah terduga teroris yang tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Senin (22/7/2013). Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris bernama Dayat dan Riza yang diduga merupakan anggota jaringan teroris Poso asal Medan, ketika penggerebekan di Tulungagung, Jatim. (JIBI/Solopos/Antara/M Risyal Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA — Mabes Polri mengidentifikasi bom yang disita dari tas ransel milik empat terduga teroris yang disergap dalam operasi kontrateror di Tulungagung, Jatim, Senin (22/7), merupakan bom standar militer.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang sumber ahli bom di tim kontrateror Mabes Polri menerangkan bom tersebut memiliki tipe grenade machine made in Belgia. “Ini bom standar militer, bukan bom rakitan,” kata sumber itu, di Jakarta, Rabu (24/7).

Ia mengaku kini masih menyelidiki dari mana bom yang berjenis daya ledak tinggi (high explosive) itu berasal sehingga bisa berada ke tangan para terduga pelaku teror. Polri menduga kemungkinan para teroris memasok bahan kimia itu dari pasar senjata gelap di Mindanao, Filipina Selatan.

”Itu salah satu kemungkinan dari banyak kemungkinan lain,” tambah sumber kepolisian yang lain.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol. Ronny F. Sompie memaparkan dua jenazah teroris, Dayah alias Kim dan Rizal, masih diautopsi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pemeriksaan itu untuk memastikan penyebab kematian, melakukan identifikasi forensik, pemeriksaan DNA untuk diambil sampel pembanding keluarga, dan pemeriksaan odontologi dari sidik jari kedua tersangka itu.

“[Untuk pemeriksaan DNA] tunggu satu pekan untuk pastikan identifikasi. DNA pembanding masih diupayakan, masih menunggu dari keluarga, ” katanya.

Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Polri menyergap empat orang terduga teroris, Senin sekitar pukul 08.45 WIB di Jl. Pahlawan, Kedung Waru, Kabupaten Tulungagung. Dua orang ditembak mati yakni Dayah alias Kim dan Rizal, sedangkan dua lainnya, Mugi Hartanto dan Sapari, menyerahkan diri.

Kejadian penyergapan keempat teroris itu dilakukan saat mereka sedang menunggu kendaraan umum di tepi jalan yang tidak jauh dari Rumah Sakit (RS) Lama Tulungagung. Mereka hendak naik bus dengan tujuan Surabaya.

Saat akan ditangkap, salah satu teroris, Dayah, menembak anggota Densus sehingga terjadilah baku tembak. Dari tangan para pelaku teroris, Polri menyita satu pucuk senjata api jenis revolver dan bom dalam tas ransel.

Mereka diduga terlibat dengan pendanaan kasus teror di Medan, di antaranya dengan pentolan teroris Cahya Fitrianta, yang terkait dengan pelatihan teroris di Poso dengan Santoso, dan dengan Badri yang mengirimkan dana ke Poso, serta bom bunuh diri di Mapolres Poso.

Selanjutnya, mereka turut terlibat kasus lainnya yakni perampokan CIMB Niaga Medan, Solo, dan pencarian dana di Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya