SOLOPOS.COM - Militer Filipina gotong mayat Zulkifli bin Hir (Istimewa)

Penyergapan Teroris terjadi di Filipina. Zulkifli bin Hir alias Marwan tewas dalam konfrontasi yang menewaskan 44 tentara.

Solopos.com, MORO – Pihak militer Filipina mengklaim telah menewaskan salah satu petinggi Jamaah Islamiya, Zulkifli bin Hir alias Marwan. Sosok yang disebut-sebut sebagai otak utama serangan Bom Bali 2002 ini tewas Selasa (27/1/2015) malam waktu setempat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir New York Post, Rabu (28/1/2015), militer Filipina menceritakan detik-detik penyergapan Marwan. Dalam pengejaran Marwan, militer harus berhadapan dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF).

Operasi berskala besar itu digelar di pinggiran Kota Mamasapano hingga pulau Mindanao.

Sebanyak 392 polisi merangsek ke hutan dan diberondong oleh pasukan MILF yang berjaga di atas bukit. Tentara muslim di Pulau Mindanao itu masih cukup kuat. Saat baku tembak, anggota MILF diklaim mencapai 10.000 orang.

Dalam serangan itu 44 pihak militer dibunuh MILF saat mencari Zulkifli di pinggiran Kota Mamasapano, sebelah selatan negara mayoritas Katolik itu. Laporan Dailymail menyebut korban mencapai 49 orang.

Terkait banyaknya korban, Presiden Filipina Benigno Aquino memerintahkan Kementerian Pertahanan mengevaluasi mengapa serangan awal memicu banyak korban dari sisi aparat.

Marwan disebut-sebut otak utama serangan Bom Bali 2002 bersama Dr. Azahari. Pria asal Malaysia ini bergabung di banyak jaringan teror dan memiliki kemampuan khusus merakit bom.

Marwan punya andil pada berbagai aksi teror di kawasan. Diduga kuat, dia yang menyediakan rencana aksi di sisi teknis bagi para militan, terutama untuk meledakkan bom.

Pria ini masuk dalam daftar buronan AS dengan hadiah 5 juta dolar untuk penangkapannya.

Marwan yang berasal dari Malaysia adalah tokoh paling penting dari 10-12 tokoh Jamaah Islamiah yang diduga bersembunyi di Filipina. Dia sudah bersembunyi di Filipina selatan sejak 2003 dan melatih anggota kelompok militan setempat.

Pemerintah Filipina juga tengah mengejar Basit Usman, komandan faksi pemberontak BIFF yang menolak pembicaraan damai dengan pemerintah.

Filipina dan MILF sudah menandatangani perjanjian damai pada 2014. Namun serangan untuk memburu Marwan pada Senin lalu oleh polisi antiteror tidak dikoordinasikan. Tentara dari minoritas Islam yang menuntut otonomi khusus mengira pasukan Filipina menyerang basis mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya