SOLOPOS.COM - Anggota Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Zainal Abidin Petir (kanan) bersalaman dengan orang tidak dikenal asal Banten yang mendatangi rumahnya di Kota Semarang, Sabtu (24/2/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Istimewa)

Penyerangan para tokoh ormas Islam dan ustaz membuat warga Semarang, Jateng waspada kala orang tak dikenal mendatangi rumah pengurus MUI Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Zainal Abidin Petir, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018), mengamankan orang tidak dikenal yang mendatangi kediamannya di Kota Semarang. Orang tak dikenal itu selanjutnya dibawa polisi menyusul banyaknya penyerangan terhadap tokoh ormas Islam dan ustaz belakangan hari ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tadi sore, sekitar pukul 16.20 WIB, ada orang asing mendatangi rumah saya. Yang menemui istri saya karena kebetulan saya sedang tidur,” kata Zainal di Kota Semarang.

Kedatangan orang asing di rumahnya, Jl. Pergiwati I No. 19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara itu mencurigakan karena sembari berbicara sendiri dengan suara kencang. Saat ditemui istrinya, Christin Setyaningsih, 48, lanjut dia, orang tidak dikenal itu sedikit marah karena istrinya tidak mengenakan jilbab, demikian pula anak keduanya yang juga ikut keluar.

“Istri dan anak-anak kemudian membangunkan saya kalau ada orang asing datang sambil bicara sendiri. Saya bangun dan mandi, kemudian menyuruh istri panggil tetangga-tetangga,” katanya lagi.

Setelah warga berkumpul, kata Zainal yang juga Komisi Informasi Provinsi Jateng itu, baru dirinya menemui orang tersebut di luar rumah karena khawatir ada niat jahat dari yang bersangkutan. “Apalagi, sekarang lagi ada tren orang gila menyerang tokoh ormas, ustaz, maupun ulama. Ketika saya dekati, dia menyalami dan memeluk saya kencang sekali. Secara reflek, saya dorong agar lepas,” katanya.

Ternyata, kata mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng itu, orang itu mengaku kagum dengan dirinya, seraya menyapa dengan sebutan “Syekh KH Muhammad Zainal Abidin Petir Waliyullah”. “Saya makin penasaran kenapa orang asing ini mengerti seluk-beluk diri saya. Malah nambahin nama ‘Muhammad’, ‘Syekh’, dan ‘Waliyullah’. Saya tanya identitas, dan semuanya diberikan,” katanya pula.

Dokumen identitas yang diamankan menunjukkan yang bersangkutan penduduk Banten, berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan kartu siswa ketika duduk di madrasah aliyah negeri (MAN). Orang asing itu bernama Muhammad Ikhwanul Hisyam bin Nur Hadi Susanto, beralamat Sendang Asri 3 Blok J 01 Nomor 41, Citra Raya, RT 004/RW 007, Desa Ciakar, Panongan, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

“Tadinya, dia pengin menginep di rumah, tetapi istri saya kurang berkenan karena takut dengan adanya isu banyak ustaz dan tokoh ulama dibunuh atau dianiaya dengan modus pura-pura gila,” katanya.

Akhirnya, Zainal menelepon Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Abiyoso Seno Aji mengenai permasalahan itu. Selanjutnya, sekitar pukul 20.30 WIB, orang tidak dikenal itu pun dijemput polisi ke Mapolsek Semarang Utara.

“Kebetulan, saya di Komisi Hukum MUI Jateng. Jadi, perlu waspada. Dia juga bawa tongkat dan sisir lancip yang biasa dipakai wanita untuk menyasak rambut. Tadi, sudah dibawa Pak Kapolsek Semarang Utara,” katanya lagi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya