SOLOPOS.COM - Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Boyolali, Karseno, membaca koran Solopos di ruang kerjanya, Kamis (27/1/2022). (Solopos-Ni`matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pedagang di pasar tradisional Boyolali masih menjual harga minyak goreng pada kisaran Rp19.000 per liter, padahal lebih dari sepekan setelah kebijakan minyak goreng satu harga ditetapkan pada Rabu (19/1/2022). Proses penerapan satu harga minyak goreng di pasar tradisional ternyata memiliki kendalanya tersendiri.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boyolali, Karseno, saat ditemui Solopos.com di ruangannya, Kamis (27/1/2022), menyampaikan kendala berupa klaim subsidi minyak goreng yang sulit di pasar tradisional. Menurutnya, hal itu menyebabkan minyak goreng di pasar tradisional masih belum satu harga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Permasalahannya, aturan main bersubsidi itu harus jelas. Struk penjualan kalau di toko modern kan cetho [jelas], mereka kan punya Nomor Pokok Wajib Pajak [NPWP]. Struk pembelian diklaimkan, aturannya kan begitu. Sedangkan di pasar rakyat kan ngga ada, cuma orang jual orang beli ya sudah, ini barang terus ini uang, ngeklaimkan sulit,” ungkap Karseno.

Baca juga: Curhat Bakul Boyolali Capai Ditanya Harga Minyak Goreng oleh Pembeli

Lebih lanjut, Karseno mengatakan pihaknya memahami kondisi pedagang yang telah membeli barang dengan harga yang mahal.

“Saya memahami para pedagang kan kulakan dulu juga mahal, lha gimana lagi, ya saya nggak bisa ngomong terlalu jauh, ya apa pun pedagang kan cari untung, siapa yang mau rugi?” katanya.

Persoalan Klaim Cepat Clear

Karseno berharap permasalahan harga minyak goreng di pasar tradisional dapat diselesaikan sehingga pedagang di pasar tradisional dapat menjual minyak dengan harga yang sama di toko retail.

“Harapan saya, mudah-mudahan persoalan yang sangat pelik ini cepat clear, bagaimana caranya pedagang di pasar bisa klaim yang nggak terlalu rumit. Semoga persyaratan klaim subsidi dijembatani dan diberi opsi yang bijak sehingga pedagang yang di pasar tidak kebingungan cara menjual, sama dengan yang diretail. Karena kondisi riil di mana pun, di pasar tradisional tidak ada namanya struk penjualan,” harap Karseno.

Baca juga: Jangan Panik Lur, Stok Minyak Goreng di Boyolali Dijamin Cukup

Karseno mengatakan Disperindag Boyolali sudah mengajukan permintaan operasi pasar minyak goreng ke Disperindag Provinsi Jawa Tengah. Tak hanya Boyolali, Karseno mengatakan Disperindag di kawasan Soloraya juga melakukan hal yang sama.

“Kalau Boyolali sudah sudah minta beberapa minggu yang lalu, bahkan sebelum bergulirnya satu harga. Mudah-mudahan provinsi nanti akan bisa lah, kawan-kawan di soloraya juga sama, juga minta pada dinas provinsi untuk operasi pasar terkait minyak goreng. Terkait kuota berapa kan tergantung provinsi yang punya,” ungkapnya.

Tak Usah Panik

Terakhir, Karseno mengimbau masyarakat untuk tidak panik karena stok minyak di pasaran masih ada. “Tapi yang paling penting, saya mengharapkan masyarakat di manapun ngga usah panik, nggak usah gusar, yang pasti dan terpenting stok itu harus ada dan jangan sampai ada yang kosong,” imbaunya.

Baca juga: Info Lur… Vaksin Booster Tersedia Lagi bagi 20.000 Warga di Boyolali

Sebelumnya diberitakan pedagang di Pasar Ketaon, Banyudono, Boyolali, Rabu (26/1/2022), mengakui masih menjual minyak goreng dengan harga kisaran Rp19.000 per liter. Salah satu pedagang kebutuhan pokok di Pasar Ketaon Banyudono, Nurbiyanti, 67, mengatakan harga minyak goreng masih tinggi karena harga kulakan juga tinggi.

“Harga di sini masih seperti biasa, satu liter Rp19 ribu, dua liter masih Rp38 ribu. Ya belum berani menurunkan karena belum ada operasi pasar atau tindakan ya dari pemerintah. Dari kulakan yang dua liter masih Rp37 ribu,” kata Nurbiyanti.

Nurbiyanti mengaku pembeli minyak goreng di tokonya juga menurun semenjak penetapan satu harga tersebut.

“Minat beli masyarakat sepi, mereka pada memilih beli ke Indomaret atau Alfamart. Ini pun Rp38 ribu saya Cuma untung seribu. Kadang ada yang nawar Rp37 ribu saya kasih, daripada lama dan nggak habis-habis. Nanti kan namanya orang usaha ya, butuh perputaran uangnya biar bisa dipakai untuk kulakan barang yang lain,” jelas Nurbiyanti.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya