SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di perbankan. (JIBI/Solopos/Antara)

Penyaluran KUR diharapkan bisa membantu memulihkan perekonomian nasional

Harianjogja.com, JOGJA – Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Jogja hingga kini mencapai Rp100 miliar. Jumlah tersebut disalurkan bagi sebanyak 7000 debitur. Penyaluran KUR sendiri dimaksudkan untuk memberikan stimulus pemulihan perekonomian nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah skema KUR diluncurkan, Bank BRI area DIY sendiri telah berhasil menyalurkan KUR mikro sebesar Rp100 miliar bagi 7.000 debitur mulai 18 Agustus hingga 9 September 2015 lalu melalui sistem penjualan massal.

Wakil Pimpinan Wilayah (Wapimwil) BRI Jogja Sutadi mengatakan, bank plat merah tersebut memiliki strategi sendiri untuk mempercepat penyaluran KUR. Dari total pagu KUR pada anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) 2015 sebesar Rp 30 triliun, BRI secara nasional akan menyalurkan dana KUR sebesar Rp21,4 triliun.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebanyak Rp21 triliun untuk KUR usaha mikro dan Rp400 miliar untuk KUR TKI. “Kita bank yang paling siap yang menyalurkan KUR karena tenaga atau petugasnya banyak dan didukung juga oleh infrastruktur KUR sebelumnya,” ujar Sutadi, Kamis (10/9/2015).

Pemerintah, kata Sutadi, berkeinginan agar ekonomi masyarakat dapat tumbuh seiring lesunya pertumbuhan ekonomi akibat perlambatan ekonomi secara global. Dengan kucuran dana KUR, bank diharapkan bisa memberikan kredit berbunga murah dan menggerakan sektor riil.

“Kami menyalurkan KUR secara massal di kantong-kantong komunitas tertentu yang memiliki usaha di sektor riil. Misalnya, pasar atau mengadakan gathering dengan komunitas pedagang serta pelaku usaha di sektor produktif,” ungkap Sutadi.

BRI Jogja, sambung dia, melakukan percepatan penyaluran KUR melalui ‘grebek pasar’ di seluruh pasar di DIY sejak 14 Agustus lalu. Dari hasil kegiatan tersebut, pertumbuhan KUR dinilai cukup bagus. Setiap hari, penyaluran KUR tumbuh Rp15 miliar hingga Rp20 miliar.

“Kami mendapat jatah menggaet sebanyak 1.500 debitur. KUR mikro flagon maksimal Rp25 juta per orang dengan suku bunga sebesar 12 persen. Suku bunga ini turun dratis dari ketentuan sebelumnya sebesar 22 persen,” ujarnya.

Sutadi optimis, hingga akhir tahun nanti BRI mampu menyalurkan KUR dan menggaet debitur sesuai target. Alasannya, potensi UMKM di DIY sangat terbuka lebar dan petugas yang dikerahkan secara massal dapat berfungsi optimal. “Ya, kami optimistis penyaluran KUR ini mencapai target yang ditentukan,” kata dia.

Paket Ekonomi

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jogja Arief Budi Santoso mengatakan, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah diyakini mampu menjadi faktor pendorong utama untuk menggerakkan sektor riil, terutama di daerah.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyalurkan kredit usaha rakyat atau KUR. Menurutnya, penyaluran KUR sebesar Rp30 triliun yang melibatkan BRI, BNI dan Mandiri diyakini mampu mendongkrak sektor rill.

“Paket kebijakan yang baru kemarin di luncurkan itu lebih pada peningkatan koordinasi tim pengendali inflasi daerah (TPID), stabilitas nilai tukar dan pendalaman pasar valas. Kapasitas BI membantu sosialisasi dan memberikan masukan kepada pemerintah untuk skema KUR yang baru,” ujar Arief saat dihubungi Harian Jogja, Kamis (10/9).

Selain itu, lanjutnya, BI Jogja juga akan meningkatkan akses keuangan kepada upara pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui pelatihan. Hal itu dilakukan agar UMKM bisa bankable dan mendapatkan akses keuangan salah satunya KUR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya